Kalo gitu.. Izinkan aku menjatuhkan air mata ini, karena tumbuh sebagai anak yang tak cemerlang. menahan iri bukan main di palung hati yang terdalam.. Aku tau diriku yang salah diriku yang begitu mudah putus asa, dan diriku yang tak pernah mencoba menjadi yang bercahaya Jika ini alasan dari segala alasan yang ada, aku sadar diri. Memang pantas aku kau campakkan. Merintih iri, berdoa di dalam hati, memantaskan diri, hingga akhirnya aku mampu menunjukan jati diri. Aku seperti bintang di siangnya hari, tak terlihat sinarnya dan tak tergambarkan wajahnya.. Tapi siapa yang tak dapat melihatku di gelapnya malam? Bukankah aku mampu bercahaya? Hanya saja kau butuh waktu untuk bisa melihatku bercahaya.. Kapan? Aku tak dapat pastikan. Wajar. Wajar saja kau begitu, karena bermodalkan ketulusan pun tak cukup, tak cukup membeli waktumu untuk sekedar menunggu. Hinalah aku sehina-hina nya kata-katamu jika itu mampu membeli masa depanku.