Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2014

Epilog

Seorang anak bawang yang memiliki IQ rata rata rendah, semenit bergelut dengan angka rasanya dunia sudah kiamat, jauh dari kata pintar , jauh dari kata rajin. Gimana masa depan nya nanti? Menjadi anak muda yang tak briliant, sertifikat  prestasi  belum ada satupun, yang palsu sekalipun nggak ada. Anak malas yang hanya bisa Bicara besar berkoar-koar tapi dalamnya tak ada isinya(?) , namun... Cita cita nya seluas jagad raya melebihi cita cita para jenius. Bahkan cita cita nya berbanding terbalik dengan kemampuannya. Anak yang banyak mendapat penilaian, penilaian yang negatif tentang dirinya, dan.. Status "berhasilnya" belum terwujud Seorang anak yang tak memiliki paham ilmu yang banyak disuruh bertarung dengan para manusia yang telah jenius dari lahirnya, dan selalu luluh dengan kata kata "APA YANG NGGAK MUNGKIN DI DUNIA INI?" Memiliki gengsi yang tinggi dan rasa percaya diri yang rendah. Hidup di keluarga yang tak memiliki nama harum juga tak tersohor. Hidup se

Minus

Gue gatau ada apa sama diri gue, sama semua problema yang gue alami. Gue merasa semakin sering bersama malah semakin menguatkan kalau hubungan kita itu "minus" ya, kenapa gue bilang minus, karena setiap kali kita bersama kita nggak menunjukan pribadi masing-masing. Yap. Selalu bersandiwara, dan mana ada sih sandiwara yang enak? , jadi intinya lebih baik kita masing-masing ~ gitu

Euphoria hati

Menjajahi tiap deretan hari hari libur, lalu kini kembali dengan rutinitas awal. Dan ... Kembali melihatmu. Kau tak tahu ada sudut mata yang mengupas tiap gerak dan bahasa tubuhmu dari kejauhan. Aku liat dari sini, dan aku katakan pada tulisan ini. Ini bukah aku yang rindu, tapi mataku dan hatiku yang rindu padamu Kau tersenyum dan menyalami tiap teman temanmu seperti telah pergi ke brasil nonton piala dunia dan bawa tropy ke indonesia lalu menyalami satu satu dengan bahagia. Tapi aku tidak disana... Aku tidak sedang disana. Aku disini, di tempat persembunyianku . Aku dibalik awan, meski hujan dan kabut menghalngi pandanganku, kau lihatkan sinar itu? Sinar mataku? Yang kerap kali membuatmu risih? Lihat kan? Kalaupun tidak yasudah.. Sudah.. Aku hanya ingin menceritakan hari pertama lagi ini, hari bahagia dan hari euphoria jerman dan hari duka cita untuk argentina. Walupun aku tak dapat tropy kemenangan seperti jerman, tapi aku juga tidak akan me nangis seperti argentin a

Korban Yang Terdakwa

Ada dua julukan untuk seorang anak manusia yang di juluki "tak pernah peduli dengan lingkungan" ini, yaitu menjadi korban dan terdakwa. Menurut dasar hati yang paling dalam, aku hanyalah sebagai korban. Tapi menurut mereka yang punya kekuasaan aku adalah terdakwa. Menjalankan status dua kali sekaligus ternyata berat, bahkan terkadang menyewa pengacara pun bukan solusi yang baik karena si "hakim" ini takkan pernah mau disalahkan. Sang hakim membacakan secara terperinci dugaan dugaan yang di tujukan untuk ku, berdasarkan laporan dari berbagai sumber, aku hanya bisa merunduk dan meng-iyakan. Maka jelas sudah, kini status ku sudah jadi "tersangka". Jeruji besi terlihat mangap, siap melahapku untuk masuk ke dalamnya, rongga rongga pada besi yang mulai berkarat mendecit miris pada saat dibuka. Sudah... Kini aku sudah masuk dalam jeruji itu. Aku korban yang terdakwa menjadi tersangka dan akhirnya menjadi tahanan.

manusia setengah dewa

Pencerah pada malam yang kelam, hampir tiada yang tahu bahwa hadirmu juga penentu masa depan bibit pohon yang tengah tumbuh itu. Para tetua berkata pilihan kami salah dan pengalaman kami belumlah banyak. Maka tak pantas menyimpang dari jalur garis keturunan yang memilih kekuasaan yang begitu gitu saja. Mereka bilang pilihan kami pilihan orang bodoh, dan mereka bilang pilihan kami melenceng dari adat.   Kami hanya tak ingin darah masa depan kami harus disumbangkan pada petinggi yang bringas, kami hanya tak ingin menyumbang kehancuran masa depan kami, meskipun kata mereka , mereka akan menjunjung kami dan para tetua pun berkata serupa, tapi hati kami beda, ini kami yang merasakan sendiri, ini menyangkut masa depan kami, menyangkut hidup mati, menyangkut darah suci. Ini sedang masa ku, jadi jangan campur adukan piihan kami pada masamu dulu, jelas berbeda, yang dibutuhkannya pun berbeda, jelas! Maaf bila memang kami banyak kemakan omongan media tapi kami juga tidak biasa lepas