Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Jenuh.

Saat udara dingin mencekit masuk ke rongga-rongga hidungku, mendatangkan beribu rasa dingin yang menyergap masuk melalui pori-pori kulit yang telah lama tak tersentuh rasa rindu. Apapun itu, berkata mengenai hati seperti kembali pada sebuah rantai yang saling terikat, mengait sangat kuat, setiap kali kucoba untuk melapskannya semakin sakit rasa permukaan telapak tanganku, serumit itukah setiap rasa cinta yang kurasa? Selalu berakhir pada sebuah rasa yang membuat hatiku sakit dan kembali memar? Adakah persepsi yang lebih baik selain cinta itu buta? Rasanya aku muak kalau harus menggubris persepsi itu, adapun yang singgah dalam hati hanyalah angin lalu yang begitu cepat untuk pergi, adakah yang lebih indah dari sebuah berharap? Saat kutampik setiap rasa yang singgah, saat itulah aku sadar begitu sulitnya untuk jadi yang dicinta. Terlalu curam rasanya melihat sosok yang jadi "pemeran utama" dalam persandiwaraan hatimu memilih hati yang lain untuk singgah Sempat datang membaw

bukan kepentingan

kali ini, aku akan menjawab segala keraguanmu tentang kita banyak teori yang tercipta demi mendeskripsikan sebuah kalimat sederhana, banyak pula yang menganggap deskripsi itu tergantung siapa dan dari sudut pandang yang mana, begitupula saat memilih, memilih untuk apa dan sejauh apa kepentingannya. aku tahu, point-point keraguanmu semakin bertambah seiring dengan perjalanan kaki kita bersama, semakin banyak mendominasi tiap-tiap lingkup otakmu yang sudah begitu kelut, terkadanhg hipotesa itu masuk dan sulit untuk disaring oleh akal sehatmu dan sulit kau temui bukti, kalaupun menemui bukti terkadang kau bingung, apakah itu kenyataan atau ilusi, benarkah? saat semua hipotesa itu memenuhi pikiran liarmu dan terkadang menemui jalan buntu, kau memilih untuk menikmati hidupmu dengan penuh kepalsuan? kau pernah berjalan pada labirin? yaitu tempat dimana kau melihat segala sesuatunya sama, sama-sama bisa terlihat tapi tak satupun bisa memberi tahumu petunjuk jalan keluar, entah apapun

Pilihan hati tak memerlukan strategi

Aku memilih tanpa strategi, hanya berpangku tangan pada keputusan hati. Terkesan tak peduli, tapi jauh di sanubari ada sebuah rasa gundah yang mengikuti Aku mencoba mengikuti jejak kaki, yang terkadang gentar saat mencoba menapaki Setiap warna yang ada pada pelangi, kadang tak sempat aku nikmati, karena begitu sibuk mencari jati diri Banyak yang mencoba menasihati, agar tak terlalu congkak diri, mau diapakan lagi, aku hanya mengikuti perkataan hati Sempat berfikir akan prestasi, yang sekian lama tak sempat aku miliki Setiap celoteh yang datang silih berganti tak pernah ku anggap sebagai belati, selalu saja ku coba untuk tak menggubris Setia pada pilihan memang sebuah prinsip, ingin mempertahankannya atau memilih untuk meninggalkan api saat telah berasap