Langsung ke konten utama

Dreams

Mungkin gue termasuk  diantara segelumet orang di dunia ini, yang senang menulis cerita tapi cerita yang tak ber alur dan tak berakhir.

Gue suka nulis tapi gue gak suka nulis yang ber-konsep entah semua imajinasi gue seperti jalan di tempat.

Gue gak tau gitu, bakat gue apa? Sampe 16 tahun gue hidup di dunia ini , masih gatau passion gue apaan-_-. Banyak yang bilang gue itu jago debat dan public speaking nya keren. Tapi .. Menurut gue itu gak cukup dan menurut gue itu juga terlalu mainstream. Emang manusia gaada puasnya.

Seiring pertambahan lebar dan tinggi usia gue, malah semakin kabur angan gue. Waktu kecil kalo ditanya "cita cita kamu mau jadi apa?"
"aku mau jadi dokter"

Kalo sekarang...

"cita cita kamu tuh apa sih?"*bertanya dengan nada prustasi*
"emmm..mmm... Harus ?"
"iyalah biar jelas arah tujuannya"
"mmm.. Ya.. Mmm.. Gimana ya? Susah bilangnya."
"yaudah bilang aja"
"jadi yang terbaik bagimuuu"

BERSAMBUNG.......

Sekarang hampir tiap waktu dan detik yang berdetak di tengah tengah otak yang Alhamdulillah masih terus berpikir pertanyaan itu muncul lagi "gue jadi apa ya dimasa depan?, bisa gak ya gue? Kalo gue gagal bisa gak ya gue bangkit lagi?......"

Atau begini

*gue sering memposisikan diri gue sebagai duta besar di inggris"

*dikisahkan ada seorang dubes indonesia yang terkenal ramah dan murah senyum, bahkan ia tak segan segan mendatangi tamu nya langsung dan siap membantu setiap permasalahan yang ada dengan kinerja nya yang bagus "

ceritanya ada tamu masuk ruangan dubes shinta...

"permisiii" *in english league*
"oh ya silahkan masuk"
*kita saling bertatapan...*
"mmm ini kan? Mmm .. Mmm.. Ini kan? Ini kan elo bro!! Yang sempet gue taksir pas SMP Gila loo!!"
"hmm anda shinta?"
"iyaaa.. Lu mau ngapain?"
" ini.. Saya mau minta tolong, tolong pulangkan saya ke indonesia.."
"kok pulang? Enakan disini bro.."
"enggak saya mau pulang"
"emang masalahnya apa?"
"saya korban Penganiayaan TKI"

DEG....

Dan ceritanya gue di posisi itu langsung mikir..  "Ya Allah.. Terimakasih ya Allah.. Dulu dia telah me-nyia nyiakan ketulusan dan kesetiaan ku hingga stuck 3 tahun, dan kini dia telah di sia siakan lagi dengan yang lain, tapi cukuplah ya Allah.. Cukup aku saja.." *berlingan air mata*

Stop....
Cukup sampe situ...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mana yang lebih nyoke?

  agaknya bingung menghadapi orang yang nge-jude kita kalau kita itu nyoke! padahal mah dia sendiri yang Raja nyoke!  oke, secara teoritis nyoke itu sama halnya seperti bawel, ngomong mulu tapi omongannya gak guna! ya begitulah.  gimana yaah... gue disuruh sabar..sabar.. seolah-olah tuh ada kata-kata yang menari-nari bertuliskan "enak gak enak telen aje!" yap gitu. dan apa gue pernah protes untuk hal itu? nggak! mau rasa yang mane hah? asin?pait?asem? gue telen semua dapet gulanya jarang-jarang doang. tapi apa gue pernah protes? sedangkan anda? sedikit masalah saja sudah nyoke kemana-mana! wajar, anda manusia dan saya juga manusia tidak luput dari kesalahan, apa bedanya? hanya derajatnya saja, anda terlalu banyak MENUNTUT!  anda tipikal orang yang PENUNTUT?! sedangkan saya? tipikal orang yang TERPAKSA NURUT. kenapa?!! gak suka dibilang PENUNTUT? iye? nyoke-in aje gue lagi dah, bukannya gitu kebiasaan anda?. anda pernah merasakan jadi saya kan? yasudah! kenapa anda ma

Jarum di tumpukan jerami

Masih, Prasangka yang anda temui saat ini bukanlah yang sebenarnya, karena pada kenyataannya sulit bukan menemukan jarum di tumpukan jerami? Ya, anda tau persis berapa ukuran dan warna jarum yang sedang anda cari pada tumpukan jerami itu, tapi mengapa masih juga sulit menemukannya? Sama seperti mencari tiap bongkahan hati yang telah Anda rusak dan kini anda menghardik saya untuk mengembalikannya utuh? Lalu anda melenggang dengan mudah dan berseru " kau pasti bisa mencari jarum itu diantara tumpukan jerami, bukankah kau sosok yang kuat?" Cih... Jerami itu sama saja seperti perkataan anda, banyak dan menumpuk di sudut ladang dan siap untuk di bakar sehingga cepat, cepat menjadi abu lalu di jual oleh kakek paruh baya sebagai bahan untuk memoles peralatan rumah tangga. Merasa di butuhkan? Ya, benar anda masih sangat dibutuhkan. Tapi apakah harganya masih mahal? Seharusnya anda sadar jarum itu takkan pernah berubah Tapi sialnya..anda membuang tepat pada tumpukan jerami itu,

Pilihan hati tak memerlukan strategi

Aku memilih tanpa strategi, hanya berpangku tangan pada keputusan hati. Terkesan tak peduli, tapi jauh di sanubari ada sebuah rasa gundah yang mengikuti Aku mencoba mengikuti jejak kaki, yang terkadang gentar saat mencoba menapaki Setiap warna yang ada pada pelangi, kadang tak sempat aku nikmati, karena begitu sibuk mencari jati diri Banyak yang mencoba menasihati, agar tak terlalu congkak diri, mau diapakan lagi, aku hanya mengikuti perkataan hati Sempat berfikir akan prestasi, yang sekian lama tak sempat aku miliki Setiap celoteh yang datang silih berganti tak pernah ku anggap sebagai belati, selalu saja ku coba untuk tak menggubris Setia pada pilihan memang sebuah prinsip, ingin mempertahankannya atau memilih untuk meninggalkan api saat telah berasap