Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Senandung Tuna cinta

Ketika ku masih menjadi tuna cinta.. Sebuah coretan pena dari seorang tuna cinta.. Aku bersembunyi dibalik kelompak matanya yang indah.. Mencoba menerka tiap bahasa tubuh yang diperankan olehnya, terkadang mengerti.. Terkadang aku hanya berlalu dan berbisik tepat di telinga sanubarinya berharap selalu indah harinya Saat aku harus menahan lonjakan tiap detak jantung yang tak lagi beraturan, ku paksakan untuk memacu diriku untuk mampu menatapnya. Tak bisa... Tetap tak bisa... Aku begitu lemah... Aku ingin berteriak.. Saat jarak hanya beberapa jengkal Ketika matanya hanya terfokus pada pupil mataku Sulit... Entah mulai darimana.. Tapi akhirnya dirinya yang memulai "sepertinya aku tak pernah melihatmu sebelumnya" saat aku dan dirinya melintasi lorong-lorong yang sepi, begitu sepi bahkan deru nafasku pun tak bisa ku sembunyikan Aku tak mampu menjawab.. Aku begitu sulit mengimbangi tiap jejak kakinya yang begitu cepat melaju "apakah kau orang baru disini?"

Merapi Berhitung

Hempasan masa telah bergulir seiring dengan lindasan waktu, ya waktu yang melaju cepat di depan mata sang Mpu-nya. Seratus...dua ratus...tiga ratus... Hingga beribu-ribu detik telah berlalu , seperti menujam pada sebuah lembah di bawah kaki gunung merapi, teduh,rindang,sejuk, tapi menyesatkan. Menyesatkan bagi mereka-mereka yang terbuai hanya karena keindahan. Berdaun rimba nan teduh, berwarna hijau nan menawan, berakar kuat nan kokoh,bertanah gambut nan subur,tapi siap menerkam merek-mereka yang tak punya arah tujuan. Hening. Gelap. Dingin. Hampa . Bagi mereka-mereka yang sulit keluar dari rindangngnya lembah hutan. Kutemukan sumber mata air yang jernih, ku hanya ikuti kemana itlrama air itu berhilir , berkelok-kelok menyusuri lembah. Bukan, bukan tak pasti. Hanya saja butuh kemauan dan kesabaran agar bisa sampai ke hilir. Setidaknya aku punya suatu peta alami yang bisa kujadikan alasan untuk keluar, keluar dari rimbanya lembah di bawah kaki Merapi. Merapi... Begitu kokoh, bahkan

Permainan peran

Pada situasi yang begitu pelik menerkam, saat saya harus berlaga seperti seorang pemain peran yang handal, menyekahkan sedikit senyum simpul, bermainkan dengan sedikit kata-kata yang terdengar parau. Menghindar tiap beberapa mata menyorot pada saya, berusaha mengalihkan setiap pandangan itu, agar mereka tak melihat titik lemah dalam diri ini . Tetap, bukankah saya masih terlihat menggemaskan bukan? Saya masih bisa berlaga seperti pelawak bukan? Setidaknya membuat anda sedikit berpikir bahwa saya masih seperti biasa. Dan nampaknya anda hanyut dalam permainan saya . Kini, tiap kali saya bercermin , saya selalu bergurau pada diri sendiri "mau menggunakan topeng yang mana lagi nyonya? Nampaknya semuanya telah kau pakai, dan nampaknya mereka mulai hanyut dalan permainanmu! Lanjutkanlah" Saya hanya ingin seperti biasa, tanpa harus menjawab pertanyaan "mengapa" "kenapa" bagaimana" dan seterusnya yang justru membuat saya semakin nampak lemah, maka janganl

Jarum di tumpukan jerami

Masih, Prasangka yang anda temui saat ini bukanlah yang sebenarnya, karena pada kenyataannya sulit bukan menemukan jarum di tumpukan jerami? Ya, anda tau persis berapa ukuran dan warna jarum yang sedang anda cari pada tumpukan jerami itu, tapi mengapa masih juga sulit menemukannya? Sama seperti mencari tiap bongkahan hati yang telah Anda rusak dan kini anda menghardik saya untuk mengembalikannya utuh? Lalu anda melenggang dengan mudah dan berseru " kau pasti bisa mencari jarum itu diantara tumpukan jerami, bukankah kau sosok yang kuat?" Cih... Jerami itu sama saja seperti perkataan anda, banyak dan menumpuk di sudut ladang dan siap untuk di bakar sehingga cepat, cepat menjadi abu lalu di jual oleh kakek paruh baya sebagai bahan untuk memoles peralatan rumah tangga. Merasa di butuhkan? Ya, benar anda masih sangat dibutuhkan. Tapi apakah harganya masih mahal? Seharusnya anda sadar jarum itu takkan pernah berubah Tapi sialnya..anda membuang tepat pada tumpukan jerami itu,

Habis bensin bertemunya

Hari ini emang bad day banget buat gua. Jadi ceritanya gini, awalnya kan gua pulang nih setelah menuntut ilmu di tempat les, gua pulang sekitar jam 19.00 karena emang jadwalnya gak sampe malem banget, nah gua asik deh bawa motor seperti jomblo biasanya(?)pas gua liat bensin gua, gila udah mepet banget!! Melebihi batas wajar dan hanya menunggu ajal itumah, gua kan was-was ya, soalnya pom bensin masih jauh tapi kalo gua beli eceran rugi, maklumlah. Hahaha nah gua mencoba berdoa disepanjang jalan supaya gak mogok , dan sampailah gua di pom bensin dan langsung ngantri , ternyata.. Motor gua mati disitu! Pas di depan abang-abangnya tapi gua gak ngeh banget, nah mulailah gua ngisi bensin premium bernominal 10 ribu, maklumlah. Setelah semuanya selesai, gua coba stater motor gua tapi ga bisa nyala-nyala, mulailah gua panik bercucuran keringat yang wangi, gua terus berusaha tanpa menyerah, gua coba " sela " motor gua, tapi sialnya tetep aja ga bisa, kaki gua rasanya udah mau copot. S

Meradang

Angka demi angka berguguran jatuh tepat pada permukaan ruang yang lemah, terlihat jelas rekam jejak beberapa tahun silam. Keadaan ini bukan hanya sekali habis, tapi terus terulang seperti radio rusak yang mengeluarkan suara sumbang. Mungkin sumbangnya bukanlah suatu masalah apabila didengar oleh seorang kakek lanjut usia , bahkan kejamnya duniapun terlihat tak enak di dengar apabila keluar dari suara radio yang sudah tak lagi berjaya. Diam. Mungkin hanya diamlah yang seharusnya dilakukan oleh radio itu , karena bicara hanyalah hal klasik kisah di masa silam hanya sebagian orang bodoh yang mau senantiasa untuk mendengarnya, seharusnya tak ada lagi rasa angkuh padanya, karena sudah selayaknya yang buruk harus terpuruk. Kini telah banyak tulisan buruk menghiasi tiap deretan riwayat hidup , siapa bilang setiap jiwa akan kuat menahannya? Luka batin yang dirasakan bukan kepalang. Ketika sengatan listrik menyambar sanubari dalam hati , ada rasa harap yang kian mencuat menjadi sebuah kekuat

hanya dilema

Gak kerasa sekarang gua udah kelas 12 aja, padahal masih inget banget baru aja kemaren gua pake pakean anak yang baru masuk SMA yang masih imut dan konyol itu. Sekarang gua berada di posisi dimana dulu ketika gua masih kecil sering banget membatin “untung gua masih umur segini, gak setua kakak itu” sambil menatap iba kepada anak-anak SMA jaman dulu yang mungkin sekarang udah pada sibuk dan asik ngurus keluarganya . hahaha Gua mau mengklarifikasi disni karena gua banyak banget nemuin kata-kata kalo “ SMA adalah masa-masa dimana lo bisa nemuin jati diri lo ! ” mungkin mesti gua kutip kali ya makna dari “ jati diri ” disitu, karena apa? Sumpah kok gua malah ga nemuin jati diri gua ya? Apa belom kali ya? Karena pada kenyataannya gua masih gatau dan bingung dengan diri gua sendiri. Gua masih kayak ngeraba-raba, apa guanya aja yang telat kali ya? Tapi, yasudahlah berharap gua segera menemukan jati diri gua. Hahhah Gua ngerasa banget sih beban hidup jadi semakin berat seiring den
Apakah aku harus bermandikan madu agar bisa kau bilang manis? Apakah aku harus bergaya seperti permadani yang selalu kau kagumi? Apakah aku harus berlutut pada sebuah penantian yang hingga kini masih terus ku pertanyakan? Hatiku bukan lagi sakit kali ini, tapi sudah benar benar mati rasa, tak bisa lagi merasakan apapun. Hanya tinggal rongga yang kosong,kering dan selayaknya dibuang. Pantas mungkin aku disiasiakan.

Disini

Aku duduk di kursi ini lagi.. Warnanya yang telah usang terkutuk waktu Sanggahannya telah rontok tergigit sisa kenangan di masa lalu Aku seperti melihat diriku dalam selimut tawa yang renyah saat belasan tahun silam aku terduduk di sanggahan ini Suasana yang tak ramai seperti dulu membuatku bertanya dalam jiwa "sampai kapan aku bisa terus membuatnya bahagia, seperti saat dulu tawa renyahku menjadi lagu nan indah untuknya?" Kini terlihat dibalik kelopak mata nya arti lelah yang bertubi-tubi Menambah warna putih di sekujur rambutnya Bermainkan dengan nyanyian sepi mengiri hari Aku tak berhenti menghardik diriku sendiri Karena begitu angkuh dan tak sadar diri Akan harta yang masih ku miliki Aku menemukan setiap bongkahan diriku di sudut sudut Rumah ini Aku sering bertanya siapakah aku yang sesungguhnya Sosok aku yang merasuk dalam raga yang terlihat mencoba untuk tegar namun angkuh Kini rumah ini terasa sempit sesak dengan banyak cerita bersejarah dalam kehidupanku

Motivasi diri

Terkadang hidup memang penuh dengan kejutan. Bahkan hal-hal yang kadang ku anggap menyakitkan malah mampu mengangkat derajatku. Tergantung bagaimana kita menyikapinya kan? Pastilah sulit bergerumul dalam lingkaran saling membenci. Tapi hidup di dunia ini tak selamanya.. Pasti akan ada saatnya. Bukankah orang yang telah berhasil juga pasti pernah mengalaminya? , bukankah dia jatuh bertubi-tubi? , mungkin ini tahapku, bahkan aku lebih muda untuk merasakan ini. Semoga semakin cepat pula aku diangkat derajatku dan cepat disukseskan. Terkadang memang benar, aku butuh hal itu untuk membuatku lebih tegar. Terimakasih tlah menyadarkanku atas semua prilaku ku, atas semua kekuranganku. Aku akan jadi aku yang lebih kuat. Terimakasih :)

Ini Hidup

Apasih sebenernya kata "kangen" itu? Rasanya itu seperti candu yang sekali disebut langsung berdampak ke-semua-nya. Kesemua organ yang membuat kondisi kian lemah dan semakin lama kita semakin merasa "iya yah kangen banget" percaya lah. Itu hanya mindest otak semata. Lalu berlanjut tersambung ke setiap sel-sel dalam otak merangkai sebuah memori di masa lalu, mulailah hati merasa kian "kangen" lalu dengan cepat tangan pun ikut merespon untuk memutar lagu-lagu yang memperkuat suasana "kangen" yang fanatic itu. Mungkin.. Akan di lanjut dengan air mata mengalir di wajah, atau juga terdengar raungan-raungan yang mirip dengan suara serigala berpacu kuda(?)  Oke, udah berapa lama sih hati kalian itu kosong? Oke semoga sih gapernah kosong melongpong kayak kacang polong bangetlah ya, inget masih ada Tuhan sang pemilik hati ini. Pertanyaan berikutnya adalah, se-besar apasih hati itu? , kalo hatinya sumpek kayak kamar kos-kosan 2x3 meter doang, gue harap

Tumbuhan (dan) Daun

Ternyata.. Baru saat ini aku m erasa benar benar tak pantas. Bagai tumbuhan dan daun, mereka mungkin masih saling membutuhkan, tapi kalupun daun itu gugur tak lantas pula buat tumbuhan mati kan? Dan bahkan di musim gugur sekalipun, tumbuhan tak pernah merasa kehilangan daun, karena apa? Karena ia yakin masih banyak seribu daun lagi yang akan tumbuh. Terlebih lagi yang gugur adalah daun yang telah kusam,kering dan membuat tumbuhan tak terlihat indah. Untuk apa dipertahnkan? Problema nya adalah, tumbuhn tak tahu bagaimana caranya agar si daun mau meninggalkannya, karena ia sebentar lagi akan segera tumbuh menjadi tumbuhan yang tinggi,indah,menawan dan harum. Tapi daun nampaknya enggan meninggalkannya, walaupun ia sadar tak pantas lagi bertahan pada sesuatu yang tak lagi menginginkannya. Sumpah di masa lalu terkadang membuat daun menyadari, bahwa yang dahulu takkan mungkin terulang. Lalu? Bagaimana sang tumbuhan kini menjalani hidupnya? , ya.. Dia sudah memiliki banyak daun yang indah

Asa yang Rapuh

Terlihat ragu aku melangkah dalam goyah Berlari kencang aku meninggalkan sesal dalam luka Terasa pilu rasa yang tak kunjung musnah Bagai tak tersentuh angin sejuk dalam surga Entah berpijak pada hati yang mana Jalanmu tak pernah bisa ku tebak Awalnya ku kira namaku sempat singgah dalam hatimu Tapi mungkin tak se-kuat namanya yang menghiasi dinding hatimu Bertahan bukanlah perkara mudah untuk hati yang goyah Tapi bayangmu terus memaksaku untuk terus menyimpannya walau setengah mati aku mencoba membunuhnya Matamu terkadang menarikku kembali masuk ke dalam dimensi yang terus membuatku sekarat Lelah aku berputar pada permainan ini, terkadang kau membuatku menyerah tapi terkadang pula kau membuatku bangkit dan seolah menikmati permainan yang kau mulai Bagai meniup kapas putih dalam udara, semakin aku berhembus bahagia semakin jauh pula kau meninggalkan hembusan nafasku. Memilih terbang bersama angin, tanpa pernah kau jawab dia atau aku Seperti tempat persinggahan.. Terkadang

Beranjak

Sepanjang perjalanan say a mengagumi sosok engkau, sampai pula saya kepayang menghadapi bayang yang mampir dalam bunga mimpi Berjarak jauh dalam hati, namun nun dekat di mata, bagaimana saya bisa berucap rindu pada engkau? Jikalau bertemu saya tak mampu melihat sudut mata kau dalam linangan yang penuh dengan kehangatan Bagaimana cara saya menghadapi tiap serpihan hati ini yang selalu hancur setiap kali nama saya tak kunjung bisa kau lafal Malang nya hati ini , tak bisa saya menampung tiap bisik dusta yang terus megotori hati yang sudah tak suci. Jikalau bisa saya menggenggam tangan engkau, ingin rasanya saya beritahu engkau bahwa tak ada bunga yang lebih indah selain engkau , sekalipun hanya menjadi bunga mimpi dalam malam malam saya yang kelam Apalah arti hati yang keruh ini, mencintai sosok engkau yang begitu bersih, tinggi akan ilmu , dekat dengan Tuhan, dan kokoh dalam tindak. Jikalau sampai akhir hayat saya, saya tak mampu jua memiliki hati engkau, tak usahlah perlu kau

Rusuk Yang Patah

Rusuk sering di artikan sebagai sesosok yang sangat di nanti dalam setiap jiwa manusia. Lalu bagaimana bila rusuk itu patah? Atau mungkin kau salah memilih rusuk? Atau.. Kau belum menemukan tulang rusuk yang sama denganmu? Ironi.. Kau terlalu berharap dia lah tulang rusukmu, padahal yang hanya bisa kau lakukan saat ini hanyalah, mencari hingga benar-benar cocok, bukan untuk berharap agar segera di cocok-an karena kau tak bisa menentukan, hanya bisa berusaha. Apakah bisa rusuk yang telah patah bisa bersatu lagi? Bisa.. Tapi tidak dengan 11 rusuk lainnya yang telah menyakiti. Aku tak tahu lebih pastinya berapa jumlah rusuk yang ada , aku hanya bisa menjadikan rusuk sebagai filosofi yang tak jelas ini. Aku percaya rusuk bisa patah, rapuh dan sulit untuk menyatu lagi . Aku percaya. Karena bukan hanya hati yang bisa patah tapi rusuk pun juga bisa. Kau pernah merasakan patah hati? Dan hatimu seolah menjadi kepingan yang sulit untuk di satukan,pernah? Disetiap hatimu patah, rusukmu

Dermaga tak bertuan

Cinta tak harus memiliki, kata kata itu yang begitu pasaran di dengar oleh telinga, meski nestapa juga ketika benar-benar merasakannya. Seperti berlayar pada setangkai pelepah pohon pisang, aku tau , aku takkan mungkin menerjang ganasnya ombak dan kejamnya lautan luas. Apalagi yang ku tuju adalah samudera besar. Tanpa apapun yang dapat ku genggam. Jangangankan mengucap rindu Menepis tiap ragu pun tak mampu Berharap tuk bisa terus bersama Pada sebuah kepedihan yang tertumpuk Membuat harapku kian lapuk Bagai cinta yang tak bertepuk Kini aku tengah berlayar,  hidupku bagai ter-ombang-ambing di lautan, memilih terus maju atau berlabuh pada dermaga yang dulu sempat ku tinggalkan. Di depan mataku mungkin saja ada dermaga dan tempat yang lebih indah , aku tak tahu itu. Aku hanya berusaha terus berlayar, aku tak mungkin memutar arah. Rasa ini telah mendewasakanku, untuk dapat mengerti apa itu merindu , merindu yang selalu tertahan demi rindu yang lebih besar, tiap harapan yang takkan

Thats called love

Aku tak menyangka sejauh ini perasaan ini, yang dulu sempat ku perjuangkan dan sempat pula ku musnahkan. Ku tutup rapat rapat semua kenangan itu, sampai akhirnya hatiku membiru dan mati rasa. Hampa pun menggerogoti tiap detik hari hariku. Seperti hidup namun ada sisi yang mati. Seperti mati tapi aku masih bernafas. Kini.. Kini kau datang dengan secuil kisah rasa di masa lalu, mengungkap semua penat yang ada di hatimu. Mengucap jelas di sanubari, tentang rasa.. Tentang cinta. Aku tak tahu benarkah rasa mu itu? Kalau benar.. Berarti selama ini cinta ku berbalas. Tapi aku juga tak ingin begitu cepat ambil keputusan. Takut jatuh tenggelam dalam duka lagi, dengan kisah cinta yang sama lagi, dengan airmata yang sama lagi, dan dengan hati yang selalu jadi korban. Aku tunggu.. Aku tunggu bila memang rasamu utuh untukku. Tapi bila belum utuh.. Sudahlah jangan kau redupkan hatiku.