Suara senyup-senyap malam mengibaskan desiran angin yang menggigit tulang, hanya terdengar sesekali suara jangkrik yang bernyanyi menemani pena ini menari. Malam dingin telah menjadi sahabat bagiku menelaah tiap jengkal kata yang terkena sinar lilin yang redup, melayang bersama angan yang telah menjelma menjadi Raksasa besar dalam benak Bima “belum tidur nak?” “belum mak, aku masih belajar peta Indonesia” senyum Bima pun merekah “yasudah, jangan tidur terlalu larut, nanti kau sakit,ya?” “iya mak” Melihat pena menari diatas kertas kusam dan diterangi oleh cahaya yang redup adalah pemandangan yang indah untuk Bima walau sepatutnya ia tidak terlalu merasakan hal itu. Karena umurnya telah Beranjak remaja. “Pulau Sumatera,Pulau jawa,Pulau Kalimantan. Pulau..pulau.. ah pulau apa ini? Banyak sekali apakah ini yang dinamakan pulau? Apakah pulau itu? Dan dimana pulau ku?” sejumlah pertanyaan menyerang pikiran yang tak bisa dijawab oleh logikanya sendiri. “nak! Tidurlah. Sudah ma