Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Dermaga tak bertuan

Cinta tak harus memiliki, kata kata itu yang begitu pasaran di dengar oleh telinga, meski nestapa juga ketika benar-benar merasakannya. Seperti berlayar pada setangkai pelepah pohon pisang, aku tau , aku takkan mungkin menerjang ganasnya ombak dan kejamnya lautan luas. Apalagi yang ku tuju adalah samudera besar. Tanpa apapun yang dapat ku genggam. Jangangankan mengucap rindu Menepis tiap ragu pun tak mampu Berharap tuk bisa terus bersama Pada sebuah kepedihan yang tertumpuk Membuat harapku kian lapuk Bagai cinta yang tak bertepuk Kini aku tengah berlayar,  hidupku bagai ter-ombang-ambing di lautan, memilih terus maju atau berlabuh pada dermaga yang dulu sempat ku tinggalkan. Di depan mataku mungkin saja ada dermaga dan tempat yang lebih indah , aku tak tahu itu. Aku hanya berusaha terus berlayar, aku tak mungkin memutar arah. Rasa ini telah mendewasakanku, untuk dapat mengerti apa itu merindu , merindu yang selalu tertahan demi rindu yang lebih besar, tiap harapan yang takkan

Thats called love

Aku tak menyangka sejauh ini perasaan ini, yang dulu sempat ku perjuangkan dan sempat pula ku musnahkan. Ku tutup rapat rapat semua kenangan itu, sampai akhirnya hatiku membiru dan mati rasa. Hampa pun menggerogoti tiap detik hari hariku. Seperti hidup namun ada sisi yang mati. Seperti mati tapi aku masih bernafas. Kini.. Kini kau datang dengan secuil kisah rasa di masa lalu, mengungkap semua penat yang ada di hatimu. Mengucap jelas di sanubari, tentang rasa.. Tentang cinta. Aku tak tahu benarkah rasa mu itu? Kalau benar.. Berarti selama ini cinta ku berbalas. Tapi aku juga tak ingin begitu cepat ambil keputusan. Takut jatuh tenggelam dalam duka lagi, dengan kisah cinta yang sama lagi, dengan airmata yang sama lagi, dan dengan hati yang selalu jadi korban. Aku tunggu.. Aku tunggu bila memang rasamu utuh untukku. Tapi bila belum utuh.. Sudahlah jangan kau redupkan hatiku.