Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Secuil dendam

Di samping jendela sebuah lembaga yang disebut-sebut sebagai tempat "meraih mimpi" entah.. Pada kenyataanya banyak yang melenceng dari garis dan tujuan utama. Seperti para veteran dulu yang berperang dengan senjata terangkat yang siap membunuh musuh secara langsung atau sekelompok intelek yang mulai muncul setelah diadakannya politik etis. Aku berperang dengan pena, dengan berbagai macam sistem yang membuat gila. Nilai adalah tolak ukur keberhasilan. Hah. Padahal tak satupun orang sukses di dunia ini ingat tentang rumus geometri atau perkalian sekalipun karena semua dilakukan dengan robot. Manusia masa depan aku yakin bukan hanya menyerahkan segerombol angka pada mesin melainkan juga dirinya sendiri yang akan di kerahkan oleh mesin. Semua ini membuat ku gila,pekik,pelik sekali memikirkan angka yang kian menurun. Musik menjadi teman di sedikit waktu yang tersisa. Tugas menjadi kerabat baik dalam waktu yang panjang . Handphone sebagai teman yang tiada tandingannya. Isu

Khianat

Tekanan terberat ada pada pundaku,saksi ter-akurat ada pada telingaku, banyak setan merasuk pada jiwa ku. Menyuruhku untuk bungkan sejuta makna, diam seribu bahasa, mengangguk seperti kuda yang di kendalikan kusirnya. Sekejam ini dunia, se-parah ini kehidupan yang dipenuhi dusta. Aku terseret pada lubang dosa. Tercekik pilu pada kemelut dunia. Lari ku tergopoh.. Aku tau aku saksi. Aku melihat dengan sadar, mendengar dengan nyata, tapi ku khianati mereka. Tersenyum manis lalu berkata "entahlah.. Aku pun tak tahu" . Betapa munafiknya jiwa ku, hina nya ucapanku, keparatnya hatiku. Aku tak bisa lebih lama menampung rahasia ini. Hatiku bergejolak. kadang.. Malaikat mengingatkanku untuk jujur tapi setan pun mengawasiku untuk terus berdusta. Inginku teriak, memaki semua jiwa yang tlah mati, mati.. Dan tak punya hati. Jiwa yang telah menyuruhku untuk berkhianat pada jutaan nyawa yang hidup. "aku tak bisa.. Aku tak kuat. Aku  mohon izinkanku jujur" "tidak perlu s

Savana Hati Yang Gersang

Kadang.. Rasa itu hadir kembali di tengah-tengah kekuatan ku untuk membasminya. Rindu itu semakin liar saat aku lihat kau sedang menatap daftaran chatmu. "oh.. Ayolaahh chaat akuu" tapi entahlah semua itu musnah dan kau langsung menekan tombol close. Huft. Aku tak tahu seberapa parahnya efek cinta pertama, ternyata sangat parah. Bisa membuat tolol sekalipun dan rindu yang kian menggerogiti asa yang selalu saja lemah. Aku yakin kita sekarang sudah jalan masing-masing meraih tiap mentari yang mulai memberi sinyal untuk masuk ke alam masa depan. Tapi jujur... Sesekali aku masih suka menoleh padamu. Bodoh. Pengganti? Apa yang harus diganti? Posisimu di hatiku? Sudah lama terganti.. Sekarang masih tak bertuan. Parah... Rindu ini semakin liar rasanya ingin meledak dari tempat persembunyiannya tapi apa daya kau begitu angkuh untuk menanggapi rasaku. Kalau saja aku tak sebodoh ini, membiarkan namamu melayang jauh bersama namaku yang sampai kapanpun takkan mungkin. Rindu itu ga

Saksi Bisu

Blog ini adalah satu satunya warisan yang gue punya , hahaah cerita cerita galau tentang masa depan ada disini semua. Mungkin.. Cerita akan berbeda 2-5 tahun yang akan datang, semoga cerita yang akan datang di blog ini berisi tentang kebahagiaan hidup, ketercapaian target, dan.. Pokoknya semua lah yang indah, Aamiin. Gue SMA nih sekarang.. Cerita SMP dulu juga ada.. Semoga sampe gue kuliah,kerja,dan berkeluarga masih ada(?) wkwkwkw . Gue gatau sih.. Ini blog gue menarik apa nggak, isinya cerita ga penting, dan ya gitu gitu aja.. Tapi seenggaknya gue bisa mengeluarkan uneg uneg gue. Wkwkw. Blog ini sebagai saksi bisu perjuangan hidup gue yang jatuh bangun jatuh bangun. Well, gue semakin lama semakin bingung sama diri gue sendiri.. Banyak ketakutan dalam hidup gue yang ga jelas. Tapi disisi lain gue suka mengambil resiko. Tapi kalo udah jatuh mewek. Ya itulah... Quote yang sampe sekarang mampu memotivasi gue saat gue down. Atau ada orang yang menyibir "gausah banyak mimpi!!"

Masjid Seribu Umat

Waktu terus menggerus, menggerus tiap atap dan kramik yang kian lapuk. Entah.. Dari mulai berdirinya hingga umurnya lebih dari 35 tahun bangunan enggan rampung. Lahan yang luas serta bangunan yang megah namun enggan rampung ini, konon katanya banyak terjadi polemik di dalam kepengurusan keuangannya. Entah.. Aku tak mau membahas mengenai siapa yang tega meraup uang umat. Dari jauh.. Terlihat sekali raut wajah yang tua dan lelah diantara bangunan ini, sudut depan nya sedikit kokoh tapi siapa yang menyangka bahwa didalamnya begitu rapuh. Masjid ini bisa jadi kebanggaan warganya tapi sayang.. Mungkin memang belum cukup . Entah.. Sudah banyak dari pengurus dan pemimpin masjid ini di panggil sang kuasa, tapi tetap.. Tak rampung pula. Warganya hanya mendesis "entahlah.. Sudah lebih dari 30 kali idul fitri masjid ini berdiri tapi juga tak pernah selesai dibangun"" Aku tak tahu.. Yang kuingat dari kenangan pada masjid ini hanyalah secuil, ketika aku kelas 1 SD , aku sering b