Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Klise

Kembali pada kisah klasik itu, kisah yang mungkin saja sudah tak merdu lagi bagi para pendengarnya. Bergulir ke sini lagi, seperti ombak yang tiada habisnya menggulung air di lautan, walau lautan luas tak berbatas, deburan ombak juga tetap terasa geram di pesisirnya. Walau indah dan tenang melihat luas lautan , tapi siapa yang menyangka laut yang luas pun kadang merintih tersibak ombak. Huft. Di tengah hati yang tenang, kadang rasa itu hadir, hadir seperti ombak yang menggulung-gulung palung hati, namun akhirnya pun kandas hanya dengan hitungan detik. Lalu datang lagi, hilang, dan begitu seterusnya. Kalau ada kaktus tumbuh di gersangnya padang pasir pastilah ia menjadi primadona diantara yang lain. Lalu bagaimana bila kaktus tumbuh di tengah hutan musim? Pasti auranya kalah dengan warna warni tumbuhan lain. Lemah... Kokoh lalu rapuh Bangkit dan jatuh lagi Lupa namun tetap teringat

Minyak bagai emas

Gue gamau munafik di postingan kali ini, jujur sih gue kecewa pas tau BBM naik, ya.. Walaupun gue udah tau pemberitaan itu dari jauh jauh hari. Sebagai warga negara yang baik ya its oke, tapi sebagai rakyat yang belum mapan dalam perekonomian sih gue kecewa. Gue gamau munafik , hanya karena gue sempet pro sama nomor 2 jadi gue membanggakan semua programnya, kalo ternyata programnya membuat kecewa ya gue bilang kecewa, toh.. Gue disini berperan sebagai generasi muda yang belum berkecukupan ekonomi dan liar dalam ber-argumentasi bukan sebagai pendukung yang fanatis. Disisi lain gue sadar, kalo BBM itu udah banyak menyita dan membobol APBN, dan juga subsidi gak tepat sasaran. Yap gue tau itu. Tapi lagi-lagi gue disini berperan sebagai rakyat biasa bukan ahli ekonom atau apalah itu , mungkin emang gue ga ngerti tentang seluk beluk begituan, ya anggap aja gue rakyat yang miskin ilmu. Minyak naik disaat keadaan minyak dunia menurun, kenapa harus di naikkan? , kalaupun ada alokasi subsidi

Minyak bagai emas

Gue gamau munafik di postingan kali ini, jujur sih gue kecewa pas tau BBM naik, ya.. Walaupun gue udah tau pemberitaan itu dari jauh jauh hari. Sebagai warga negara yang baik ya its oke, tapi sebagai rakyat yang belum mapan dalam perekonomian sih gue kecewa. Gue gamau munafik , hanya karena gue sempet pro sama nomor 2 jadi gue membanggakan semua programnya, kalo ternyata programnya membuat kecewa ya gue bilang kecewa, toh.. Gue disini berperan sebagai generasi muda yang belum berkecukupan ekonomi dan liar dalam ber-argumentasi bukan sebagai pendukung yang fanatis. Disisi lain gue sadar, kalo BBM itu udah banyak menyita dan membobol APBN, dan juga subsidi gak tepat sasaran. Yap gue tau itu. Tapi lagi-lagi gue disini berperan sebagai rakyat biasa bukan ahli ekonom atau apalah itu , mungkin emang gue ga ngerti tentang seluk beluk begituan, ya anggap aja gue rakyat yang miskin ilmu. Minyak naik disaat keadaan minyak dunia menurun, kenapa harus di naikkan? , kalaupun ada alokasi subsidi

Sepucuk surat di layar

Kau  pernah mengagumi sesorang? Seseorang yang kau anggap sempurna dalam takaran yang kau buat? Kau pernah merasa bagaimana indahnya saat dia memberimu satu kata yang mampu membuatmu membumbung jauh ke luar angkasa yang rasanya lupa jalan kembali ke bumi? Harus ku tarik dalam dalam nafasku sebelum ku memutuskan untuk mengambil tindakan bodoh ini, yap. Memulai bertanya, yang terlihat begitu konyol sekali pertanyaan itu ku lontarkan. Entah.. Rasanya sudah putus urat malu-ku. Hanya ada 2 kemungkinan .. Yaitu kau akan menjawab dengan tulus atau sebelum menjawab kau mengernyitkan keningmu seperti biasanya~ Tak terhitung sudah berapa insan yang ku kagumi, tapi kali ini sungguh hanya kau yang mampu menjadikan semua kesempurnaan itu menjadi satu. Hanya ada padamu. Bagai punuk mengharapkan bulan.. Aku ? Haha mungkin kau akan menertawakanku dalam hatimu. Tak apa~ kau anggap aku bodoh sekalipun tak apa, asalkan aku bisa dekat denganmu. Tapi rasanya tak mungkin.. Tak mungkin orang bodoh dapat

Secuil dendam

Di samping jendela sebuah lembaga yang disebut-sebut sebagai tempat "meraih mimpi" entah.. Pada kenyataanya banyak yang melenceng dari garis dan tujuan utama. Seperti para veteran dulu yang berperang dengan senjata terangkat yang siap membunuh musuh secara langsung atau sekelompok intelek yang mulai muncul setelah diadakannya politik etis. Aku berperang dengan pena, dengan berbagai macam sistem yang membuat gila. Nilai adalah tolak ukur keberhasilan. Hah. Padahal tak satupun orang sukses di dunia ini ingat tentang rumus geometri atau perkalian sekalipun karena semua dilakukan dengan robot. Manusia masa depan aku yakin bukan hanya menyerahkan segerombol angka pada mesin melainkan juga dirinya sendiri yang akan di kerahkan oleh mesin. Semua ini membuat ku gila,pekik,pelik sekali memikirkan angka yang kian menurun. Musik menjadi teman di sedikit waktu yang tersisa. Tugas menjadi kerabat baik dalam waktu yang panjang . Handphone sebagai teman yang tiada tandingannya. Isu

Khianat

Tekanan terberat ada pada pundaku,saksi ter-akurat ada pada telingaku, banyak setan merasuk pada jiwa ku. Menyuruhku untuk bungkan sejuta makna, diam seribu bahasa, mengangguk seperti kuda yang di kendalikan kusirnya. Sekejam ini dunia, se-parah ini kehidupan yang dipenuhi dusta. Aku terseret pada lubang dosa. Tercekik pilu pada kemelut dunia. Lari ku tergopoh.. Aku tau aku saksi. Aku melihat dengan sadar, mendengar dengan nyata, tapi ku khianati mereka. Tersenyum manis lalu berkata "entahlah.. Aku pun tak tahu" . Betapa munafiknya jiwa ku, hina nya ucapanku, keparatnya hatiku. Aku tak bisa lebih lama menampung rahasia ini. Hatiku bergejolak. kadang.. Malaikat mengingatkanku untuk jujur tapi setan pun mengawasiku untuk terus berdusta. Inginku teriak, memaki semua jiwa yang tlah mati, mati.. Dan tak punya hati. Jiwa yang telah menyuruhku untuk berkhianat pada jutaan nyawa yang hidup. "aku tak bisa.. Aku tak kuat. Aku  mohon izinkanku jujur" "tidak perlu s

Savana Hati Yang Gersang

Kadang.. Rasa itu hadir kembali di tengah-tengah kekuatan ku untuk membasminya. Rindu itu semakin liar saat aku lihat kau sedang menatap daftaran chatmu. "oh.. Ayolaahh chaat akuu" tapi entahlah semua itu musnah dan kau langsung menekan tombol close. Huft. Aku tak tahu seberapa parahnya efek cinta pertama, ternyata sangat parah. Bisa membuat tolol sekalipun dan rindu yang kian menggerogiti asa yang selalu saja lemah. Aku yakin kita sekarang sudah jalan masing-masing meraih tiap mentari yang mulai memberi sinyal untuk masuk ke alam masa depan. Tapi jujur... Sesekali aku masih suka menoleh padamu. Bodoh. Pengganti? Apa yang harus diganti? Posisimu di hatiku? Sudah lama terganti.. Sekarang masih tak bertuan. Parah... Rindu ini semakin liar rasanya ingin meledak dari tempat persembunyiannya tapi apa daya kau begitu angkuh untuk menanggapi rasaku. Kalau saja aku tak sebodoh ini, membiarkan namamu melayang jauh bersama namaku yang sampai kapanpun takkan mungkin. Rindu itu ga

Saksi Bisu

Blog ini adalah satu satunya warisan yang gue punya , hahaah cerita cerita galau tentang masa depan ada disini semua. Mungkin.. Cerita akan berbeda 2-5 tahun yang akan datang, semoga cerita yang akan datang di blog ini berisi tentang kebahagiaan hidup, ketercapaian target, dan.. Pokoknya semua lah yang indah, Aamiin. Gue SMA nih sekarang.. Cerita SMP dulu juga ada.. Semoga sampe gue kuliah,kerja,dan berkeluarga masih ada(?) wkwkwkw . Gue gatau sih.. Ini blog gue menarik apa nggak, isinya cerita ga penting, dan ya gitu gitu aja.. Tapi seenggaknya gue bisa mengeluarkan uneg uneg gue. Wkwkw. Blog ini sebagai saksi bisu perjuangan hidup gue yang jatuh bangun jatuh bangun. Well, gue semakin lama semakin bingung sama diri gue sendiri.. Banyak ketakutan dalam hidup gue yang ga jelas. Tapi disisi lain gue suka mengambil resiko. Tapi kalo udah jatuh mewek. Ya itulah... Quote yang sampe sekarang mampu memotivasi gue saat gue down. Atau ada orang yang menyibir "gausah banyak mimpi!!"

Masjid Seribu Umat

Waktu terus menggerus, menggerus tiap atap dan kramik yang kian lapuk. Entah.. Dari mulai berdirinya hingga umurnya lebih dari 35 tahun bangunan enggan rampung. Lahan yang luas serta bangunan yang megah namun enggan rampung ini, konon katanya banyak terjadi polemik di dalam kepengurusan keuangannya. Entah.. Aku tak mau membahas mengenai siapa yang tega meraup uang umat. Dari jauh.. Terlihat sekali raut wajah yang tua dan lelah diantara bangunan ini, sudut depan nya sedikit kokoh tapi siapa yang menyangka bahwa didalamnya begitu rapuh. Masjid ini bisa jadi kebanggaan warganya tapi sayang.. Mungkin memang belum cukup . Entah.. Sudah banyak dari pengurus dan pemimpin masjid ini di panggil sang kuasa, tapi tetap.. Tak rampung pula. Warganya hanya mendesis "entahlah.. Sudah lebih dari 30 kali idul fitri masjid ini berdiri tapi juga tak pernah selesai dibangun"" Aku tak tahu.. Yang kuingat dari kenangan pada masjid ini hanyalah secuil, ketika aku kelas 1 SD , aku sering b

Redup

Kalo gitu.. Izinkan aku menjatuhkan air mata ini, karena tumbuh sebagai anak yang tak cemerlang. menahan iri bukan main di palung hati yang terdalam.. Aku tau diriku yang salah diriku yang begitu mudah putus asa, dan diriku yang tak pernah mencoba menjadi yang bercahaya Jika ini alasan dari segala alasan yang ada, aku sadar diri. Memang pantas aku kau campakkan. Merintih iri, berdoa di dalam hati, memantaskan diri, hingga akhirnya aku mampu menunjukan jati diri. Aku seperti bintang di siangnya hari, tak terlihat sinarnya dan tak tergambarkan wajahnya.. Tapi siapa yang tak dapat melihatku di gelapnya malam? Bukankah aku mampu bercahaya? Hanya saja kau butuh waktu untuk bisa melihatku bercahaya.. Kapan? Aku tak dapat pastikan. Wajar. Wajar saja kau begitu, karena bermodalkan ketulusan pun tak cukup, tak cukup membeli waktumu untuk sekedar menunggu. Hinalah aku sehina-hina nya kata-katamu jika itu mampu membeli masa depanku.

Dreams

Mungkin gue termasuk  diantara segelumet orang di dunia ini, yang senang menulis cerita tapi cerita yang tak ber alur dan tak berakhir. Gue suka nulis tapi gue gak suka nulis yang ber-konsep entah semua imajinasi gue seperti jalan di tempat. Gue gak tau gitu, bakat gue apa? Sampe 16 tahun gue hidup di dunia ini , masih gatau passion gue apaan-_-. Banyak yang bilang gue itu jago debat dan public speaking nya keren. Tapi .. Menurut gue itu gak cukup dan menurut gue itu juga terlalu mainstream. Emang manusia gaada puasnya. Seiring pertambahan lebar dan tinggi usia gue, malah semakin kabur angan gue. Waktu kecil kalo ditanya "cita cita kamu mau jadi apa?" "aku mau jadi dokter" Kalo sekarang... "cita cita kamu tuh apa sih?"*bertanya dengan nada prustasi* "emmm..mmm... Harus ?" "iyalah biar jelas arah tujuannya" "mmm.. Ya.. Mmm.. Gimana ya? Susah bilangnya." "yaudah bilang aja" "jadi yang terbaik bagimuuu&q

I'm possible

Ketidak pastian tentang masa depan. Dulu.. Waktu gue masih kecil , gue sering ketemu anak SMA berpapasan di jalan dan gue mikir "kasian ya kakak itu, udah SMA umurnya berkurang" hahaa -_- . Dan sekarang gue diposisi anak SMA itu. Kalo di tivi masa SMA itu adalah masa mencari jati diri dan mencari kebahagiaan dengan cinta cinta anak alay -_- . Next~ Gue bingung gue akan jadi apa di masa depan.. Gue bingung gue mau kuliah dimana, mau kerja apa. Dan akankah gue bisa menjadi diri gue yang seutuhnya? Dan.. Bisa nggak ya gue mencapai semua target dalam hidup gue? Contoh sederhana. 1. Gue pengen kuliah di ITB jurusan manajemen bisnis yang dimana membutuhkan nilai yang sangat tinggi. Dan betapa gak tau dirinya gue ketika gue memilih untuk kuliah disana. You know lah~ gue gak jenius, nilai gak gede gede amat. Tapi ya gitu~ gue emang gatau diri. 2. Gue pengen kuliah diluar negeri. Ini juga sama, sama sama gak nyadar diri. Haha ya secara ya biaya hidup dan kuliah disana tuh mahal, 

Menuju profesor (eps 1)

Kalau ada pemilihan umum dan kau kandidatnya tanpa ragu jariku memilih.. Jika boleh aku utarakan idolaku pasti diriku tak meragukanmu.. Dan jika bisa otak-ku bicara pasti banyak sel otaku yang meneriakan namamu.. Dan jikalau ada cendekiawan dari golonganku yang berperan dalam hidupku pasti kaulah satu diantaranya.. Dan jikalau ada kesedihan yang kurasakan adalah disaat ku harus meng-ikhlaskanmu.. Maafkan atas tulisanku, atas tulisan lancang dan tak berbobot ini. Aku tak meng-agungkanmu. Bagaimana pun aku tau tulisanku kali ini salah. Prof.. Walaupun gelarmu masih dalam proses.. Tapi biarlah sebutan itu sebagai doaku untuk kelancaranmu dalam meraihnya. Aku tau sehalus kapas pun, namaku belom terukir dalam hatimu. Jangankan hatimu.. Aku yakin.. Matamu juga tak mengenaliku. Biarlah itu berlalu.. "walau tak lebih dari 3 detik pertemuan terakhir , bahkan.. Salam ku juga tak sempat kau jawab. Aku hanya ingin mengatakan terima kasih.."

(prolog) Melawan kenyataan

Apa yang kau lakukan ditengah tengah kemunafikan? Kau akan melawan dengan kekuatan yang kau miliki? Kau akan membasmi tiap racun hati yang menghampiri? Atau kau akan diam seperti jiwa yang tlah mati? Aku kini berada diposisi jiwa yang tlah mati. Aku merasakan diriku semakin munafik. Terkadang.. Aku bisa menjadi berarti disaat aku berkumpul pada golongan membutuhkan. Tapi terkadang pula.. Aku seperti noda yang membuat kotor dan bau sebuah bunga. Bisakah aku membeli tiap cacian mereka? Tiap cacian yang melambung ke langit ke tujuh lalu menujam hatiku. Dapatkah aku meraih tiap anganku yang semakin kabut? Aku mencari damai dalam diam, aku meruncingkan niat yang ku tanam, aku telan tiap cacian Percayalah.. semua hanya tinggal penantian. Aku tau aku tak berguna, bahkan mungkin lebih tak berguna daripada seekor babi di hutan, aku tau anganku tinggi, omonganku hanya emosi, dan.. Mungkin impianku hanya ilusi. Entah... Sudah berapa jiwa yang telah ku sakiti, telah berapa bendungan air mat

Epilog

Seorang anak bawang yang memiliki IQ rata rata rendah, semenit bergelut dengan angka rasanya dunia sudah kiamat, jauh dari kata pintar , jauh dari kata rajin. Gimana masa depan nya nanti? Menjadi anak muda yang tak briliant, sertifikat  prestasi  belum ada satupun, yang palsu sekalipun nggak ada. Anak malas yang hanya bisa Bicara besar berkoar-koar tapi dalamnya tak ada isinya(?) , namun... Cita cita nya seluas jagad raya melebihi cita cita para jenius. Bahkan cita cita nya berbanding terbalik dengan kemampuannya. Anak yang banyak mendapat penilaian, penilaian yang negatif tentang dirinya, dan.. Status "berhasilnya" belum terwujud Seorang anak yang tak memiliki paham ilmu yang banyak disuruh bertarung dengan para manusia yang telah jenius dari lahirnya, dan selalu luluh dengan kata kata "APA YANG NGGAK MUNGKIN DI DUNIA INI?" Memiliki gengsi yang tinggi dan rasa percaya diri yang rendah. Hidup di keluarga yang tak memiliki nama harum juga tak tersohor. Hidup se

Minus

Gue gatau ada apa sama diri gue, sama semua problema yang gue alami. Gue merasa semakin sering bersama malah semakin menguatkan kalau hubungan kita itu "minus" ya, kenapa gue bilang minus, karena setiap kali kita bersama kita nggak menunjukan pribadi masing-masing. Yap. Selalu bersandiwara, dan mana ada sih sandiwara yang enak? , jadi intinya lebih baik kita masing-masing ~ gitu

Euphoria hati

Menjajahi tiap deretan hari hari libur, lalu kini kembali dengan rutinitas awal. Dan ... Kembali melihatmu. Kau tak tahu ada sudut mata yang mengupas tiap gerak dan bahasa tubuhmu dari kejauhan. Aku liat dari sini, dan aku katakan pada tulisan ini. Ini bukah aku yang rindu, tapi mataku dan hatiku yang rindu padamu Kau tersenyum dan menyalami tiap teman temanmu seperti telah pergi ke brasil nonton piala dunia dan bawa tropy ke indonesia lalu menyalami satu satu dengan bahagia. Tapi aku tidak disana... Aku tidak sedang disana. Aku disini, di tempat persembunyianku . Aku dibalik awan, meski hujan dan kabut menghalngi pandanganku, kau lihatkan sinar itu? Sinar mataku? Yang kerap kali membuatmu risih? Lihat kan? Kalaupun tidak yasudah.. Sudah.. Aku hanya ingin menceritakan hari pertama lagi ini, hari bahagia dan hari euphoria jerman dan hari duka cita untuk argentina. Walupun aku tak dapat tropy kemenangan seperti jerman, tapi aku juga tidak akan me nangis seperti argentin a

Korban Yang Terdakwa

Ada dua julukan untuk seorang anak manusia yang di juluki "tak pernah peduli dengan lingkungan" ini, yaitu menjadi korban dan terdakwa. Menurut dasar hati yang paling dalam, aku hanyalah sebagai korban. Tapi menurut mereka yang punya kekuasaan aku adalah terdakwa. Menjalankan status dua kali sekaligus ternyata berat, bahkan terkadang menyewa pengacara pun bukan solusi yang baik karena si "hakim" ini takkan pernah mau disalahkan. Sang hakim membacakan secara terperinci dugaan dugaan yang di tujukan untuk ku, berdasarkan laporan dari berbagai sumber, aku hanya bisa merunduk dan meng-iyakan. Maka jelas sudah, kini status ku sudah jadi "tersangka". Jeruji besi terlihat mangap, siap melahapku untuk masuk ke dalamnya, rongga rongga pada besi yang mulai berkarat mendecit miris pada saat dibuka. Sudah... Kini aku sudah masuk dalam jeruji itu. Aku korban yang terdakwa menjadi tersangka dan akhirnya menjadi tahanan.

manusia setengah dewa

Pencerah pada malam yang kelam, hampir tiada yang tahu bahwa hadirmu juga penentu masa depan bibit pohon yang tengah tumbuh itu. Para tetua berkata pilihan kami salah dan pengalaman kami belumlah banyak. Maka tak pantas menyimpang dari jalur garis keturunan yang memilih kekuasaan yang begitu gitu saja. Mereka bilang pilihan kami pilihan orang bodoh, dan mereka bilang pilihan kami melenceng dari adat.   Kami hanya tak ingin darah masa depan kami harus disumbangkan pada petinggi yang bringas, kami hanya tak ingin menyumbang kehancuran masa depan kami, meskipun kata mereka , mereka akan menjunjung kami dan para tetua pun berkata serupa, tapi hati kami beda, ini kami yang merasakan sendiri, ini menyangkut masa depan kami, menyangkut hidup mati, menyangkut darah suci. Ini sedang masa ku, jadi jangan campur adukan piihan kami pada masamu dulu, jelas berbeda, yang dibutuhkannya pun berbeda, jelas! Maaf bila memang kami banyak kemakan omongan media tapi kami juga tidak biasa lepas

APASIH YANG GUE CARI?

Apasih yang gue cari? Kenadala terbesar dalam hidup gue adalah rasa cepat "bosan" , gue bingung sama diri gue sendiri kenapa hingga saat ini gue masih belum menemukan "jati diri" gue sendiri. Dan gue pun gak bisa menjawab pertanyaan tentang "apasih sebenernya yang gue cari?" Ex: 1. Ngebet banget waktu SMP pengen ikut karate, so gue masuk ke ekskul itu, rajin awalnya tapi endingnya selalu abu-abu 2. Ngebet banget ikut ekskul english klub, so gue gabung terus baru sekali masuk udah "bosen" 3. Sekarang gue masuk dalam suatu klub panahan, kurang lebih baru 5 bulan, dan saat ini, di pertengahan ini gue merasa "its my passion?" gue masih belum bisa membuat diri gue "gila" terhadap sesuatu. Awalnya rajin banget, at last malah jadi abu abu lagi . 4. Ngebet ikut lomba nulis atau sekedar nulis cerpen gitu gitu, tapi ya gitu di tengah jalan malah berhenti dan "bosen" (lagi) Gue gak ngerti , mungkin sebagian orang ada yan

Untuk Apa Aku Hidup?

Terbersit tentang masa depan. Kuliah, mungkin kalo kuliah gue masih bisa lah. Cuman pas denger kata "kerja"? , gue bingung. Toh gaada jaminan kalau kita lulus kuliah sudah pasti mendapat kerja yang sesuai dengan kemauan kita, minimal sesuai passion kita, kan gaada yang tau. Angka pengangguran pun makin banyak. So? What should i do? Kan gaada yang tau, mungkin aja supir angokot yang tiap hari lu naiki angkotnya, dia juga lulusan S1 ? Siapa yang tahu? Gaada. Jujur aja gue juga rada bingung pas denger kata "magang" , "interview" "lamaran kerja" gue gak ngerti. Apa yang harus gue lakuin? Dipersiapin? Dan blablablabla. Terlebih lagi background gue juga bukan anak SMK. Huhft -_- Kalo mikirin begituan jadi inget perkataan " kalau sekedar hidup, babi hutan juga hidup, tapi untuk apa aku hidup?" yap! Pepatah itu mengingatkan gue, kalo hidup itu bukan sebuah usaha kita, melainkan memang sudah nikmat dari sang kuasa, tapi bagaimana kita menjad

Edisi idola

Melihat wajahmu di layar bening 32 inchi. Awalnya aku tak tahu kalau ternyata layar itu menampakkan sorot matamu yang khas, meski dalam konteks yang berbeda. Sulit mendeskripsikan nya walau terkesan biasa dan casual tetap saja di mataku itu spesial. Huhaw!! Gue nge fans abeesss -_- baru kali ini gue memiliki idola setelah 3 tahun fakum , terakhir punya idola pas masa alay. Dan baru kali ini gue punya idola yang dengan bener bener melek mata gue ngerasainnya. Najwa shihab. You know lah~ seorang presenter dengan tatapan mata laksana belati yang siap menujam tiap lontaran kalimat hingga tak kuasa untuk merintih . She's smart and beautiful . Pernah gue nge mentions mmm.. Enak nya manggil apa? Mmm tante? Ummh kayaknya dia gak bakal setuju. Oke ka najwa. Huhewwhehe :D gue pernah mention "@najwashihab inspiratif bangetlah, i am is your big fans!" hahah tapi ga dibales :D wkwk wajar sih. Sebenernya gue ngefans emang karena smart nya sih, gaya bicaranya yang cepet tapi berkual

Jengakal yang menjauh

Semua mulai bertabur melebur membaur menjadi asa yang semakin kabur.. Ada rasa yang semakin janggal, semakin membuat menjauh tiap jengkal, entah mungkin asa ku saja yang mulai terpenggal. Hal kecil yang ku rasa telah ku korbankan jauh ber-mili meter sebelum kau tinggalkan aku pada moment yang sempat ku tinggalkan itu. Aku ter abaikan pada praduga yang kian berkarat, mungkin kilauku tak sepadan dengan kilau dan kesetiaannya, tapi meragukan rasa ku juga bukan keputusan yang baik. Apakah angan kita masih sama? Atau kini anganku dan anganmu telah berjalan berjauhan?mungkin. Aku seperti bercermin padamu, aku lihat sebagian diriku ada padamu, dan sebagian tindakanmu juga pernah ku lakukan dulu. Apa kau diciptakan agar aku bisa selalu bersyukur padaNya?, mungkin.

Sketsa

Aku baru tahu rasa sakitnya kehilangan setelah kamu benar-benar hilang dalam skala klasik itu. Masih adakah kesempatan untukku lagi? Karena hanya dengan itu aku bisa merasa memilikimu walau tidak penuh. Karena dalam diam aku membenarkan tiap kata yang kau ucap, juga diam-diam aku perhatikan tiap warna corak yang kau gunakan. Hijau?merah?biru?coklat?ah.. Rasanya menawan sekali. Juga banyak sebagian orang yang menerka ini sebagai kemilau yang tersembunyi, kalau memang begitu aku harap tempat persembunyian kita sama. Meski aneh dalam logika dan berlebihan dalam kata, aku tahu aku melankolis. *sampai bertemu di hari yang telah ku janjikan*

Dalam mimpi

Suatu pagi yang indah Mengalun gelak tawa diiringi kesenangan yang menggugah. Aku dan kasih sayangmu berpaut dalam suka dan duka. Baru saja semalam senyummu mampir dalam bunga tidur ku, semua terasa indah dan dekat. Tapi kini.. Hari ini.. Adalah hari terakhir saat aku bisa berada 3 meter dekat darimu.terakhir ya terakhir. Aku potret wajahmu dalam ingatanku di hari ini, meski kau tak tahu diam-diam aku telah membidik bayangmu pada sorot mataku. Meski hari ini kau sangat seadanya. Tapi aku bahagia. Belum pernah aku dengar kamu sebut namaku dalam sebuah lafalan tanpa teks. Belum sedikitpun. Tapi dalam mimpi itu? Kau mengulang-ulang memanggil namaku dengan ekspresi tak ingin kehilangan. Mungkin kau tak tahu saat mataku menangkap bayangmu dan kita berada pada posisi berhadapan, hatiku selalu berkata "hai.. Semoga harimu cerah di hari ini" tapi kau takkan melihat sorot mataku , maka aku lebih memilih untuk menunduk dan berlalu. Terimakasih.. Terimakasih telah nengembalikan sen

Bahagia diatas bayang-bayang

Hari ini, selasa. Bisa jadi hari ini membahagiakan, bahkan sangat. Untuk kesekian kalinya aku merasakan ini, tapi kali ini beda.. Kali ini lebih spesial. Bayang-bayang? Yah.. Bayang-bayang masa lalu yang datang menujam relung hati. Sepertinya.. Sudah cukup, cukup sampai sini saja. Karena semakin lama aku takut semakin larut dan aku terhanyut di derasnya rasa yang "takkan" pernah ada rasa. Bertopang pada rongga yang rapuh, sesekali aku jatuh,wajar. Aku bukan wonder women, jiwaku juga tak sekuat R.A Kartini. Jadi.. Aku putuskan, aku mengalah. Memang tiada perlu ucapan "selamat" dalam sebuah kebahagiaan yang terselubung itu. Tapi toh.. Aku yang berkorban lagi. Matahari saja ada waktunya untuk dia pergi, masa aku yang tak sekuat matahari masih terus bertahan tak kenal waktu?

Remind

Untukmu yang katanya bahagia dengannya. Ternyata tulisanku masih tentang mu juga, haii gimana? Longlast? Selamet deh. Mungkin memang begini jalannya, haha its oke. Gini ya.. Mmm nampaknya kekasihmu itu sedang rindu denganmu, sampai-sampai aku aja bisa tahu.hebat ya. Kali ini bener aku takkan mengharapkanmu lagi. Haha cukup indahkah dirimu untuk slalu ku nantikan?tidak. Semoga kau tak baca postinganku yang satu ini. Haha. Kau tau? Aku sangat mudah envy, tapi untuk problem ini? Gak sama sekali! Karena apa? Itu rahasia. Kenapa? Kenapa kau mengabaikan dia? Karena dia mengganggu fokus belajarmu? Haha atau karena dia terlalu manja? Eh, tapi kau kan suka ya perempuan yang manja? Hehe. Ya.. Semoga beneran longlast lah. Kalo kata om mario teguh sih "setia itu salah, salah kalau diberikan pada orang yang salah juga".

Lonely

Di malam yang selalu sunyi. Entah.. Teringat akan suatu sumpah dalam batin, menggema terus tak ada henti, namun tetap diam dalam kata. Seberapa kuat aku bertahan? Bukan untuk sebuah penantian, tapi untuk sebuah pembuktian. Lelah.. Tapi kalau aku berhenti sampai disini, sampai kapanpun aku takkan bisa lebih dekat denganmu. kau memanggil namaku hanya dalam hitungan 3 detik setelah itu hilang, dan kau lupa. Tidak ada tatapan yang serius. Rasanya aku ingin menjerit karena banyak pertanyaan dalam hatiku tapi selalu reda saat melihatmu, ah bodoh. Mungkinkah kau akan membaca tulisanku ini? Mungkinkah? Mungkinkah namaku kau lafalkan 2 kali dalam sehari? Rasanya tidak. Kau tau.. Ini lebih sulit mendeskripsikannya, tidak ada yang tahu, satupun tak ada yang tahu siapa sebenarnya yang aku kagumi dan hatiku selalu lontarkan janji padamu dalam sunyi. Maaf bila kau risih dengan sorot mataku, maaf juga kalau telah mengganggu waktumu. Aku akan datang padamu lagi saat aku telah kuat dan berani untuk

PHO?

Persepsi apapunlah itu, yang membuat hubungan orang lain jadi berantakan. PHO?tukang tikung?. Untuk yg mendakwa kepada seseorang bahwa orang itu PHO seperti begini sketsanya. Anda berada di sebuah jalan yang lurus enak sekali banyak buah-buahan yg bisa anda ambil sesuka hati anda. Lalu tibalah anda di sebuah persimpangan berbentuk segitiga. Anda menoleh ke kanan disana pemandangannya indah sekali, lalu anda menoleh ke kiri disana terdapat banyak bunga-bunga yang indah. Sedangkan jalan lurus yang di depan anda ini banyak sekali beling,paku,dan kerikil tajam. Anda segan untuk bisa melintas, dan anda memilih jalan ke kanan. Intinya adalah.. Disaat pasangan anda "menyimpang" jangan salahkan orang lain yang disebut PHO, mengapa anda tidak bisa memperindah diri anda? Mengapa anda tidak membuat segalanya menjadi nyaman?. Oke, itu kasus pertama. Yang kedua apabila anda tidak kalah indahnya dari jalan yang kanan/kiri, bahkan lebih indah. Tapi mengapa pasangan anda masih saja berpal

Selamat tinggal ..

Aku rasa, aku sudah tak cukup kuat untuk menjadi pengagum rahasia. Juga sudah tak pantas memanggil namamu dalam sunyi.sungguh tak pantas. Ibarat air yang mengalir dari hulu ke hilir, hidupku harus terus berjalan sekalipun aku harus menerima hujaman tajam ketika aku sudah sampai di hilir. Dan kamu? Mungkin kamu akan tetap di hulu, dan bagaimanapun alasannya pasti aku akan meninggalkanmu sekalipun sakit hujaman itu. Aku tak mau mengaggumimu seperti udara, yang tak henti-hentinya memberi kebahagiaan untukmu tapi kau malah merusak udara dengan polusi perbuatanmu itu. Sungguh ironis,bertepuk sebelah tangan. Aku juga tak mau merindumu seperti hujan. Yang terkadang kau membenci hujan karena kau tak harapkan kehadiran itu,padahal di sisilain hujan selalu di butuhkan saat kekeringan melanda. Tapi kamu? Kamu malah menghardik hujan itu. Kasihan sekali. Roda terus berputar, aku juga tak ingin berhenti mengayuhnya, mungkin.. Jalanmu memang bukan jalanku, aku akan jadi pelangi yang ketika bumi mul

musim umbar "janji"

gak ada berita yang lebih uptudate daripada "kampanye" dan "money politik" yap. tahun ini akan diselenggarakan pesta demokrasi rakyat. jadi gak heran kalau banyak tiba-tiba di depan rumah udah ada sembako atau di jalan banyak ujan duit. hahaha. sebenernya banyak pertanyaan dalam pikiran gue sendiri yang sampai saat ini belum terpecahkan, biasanya pertanyaan itu gak bakal lama bersarang dalam pikiran gue, karena? karena gue pikun. tapi kali ini beda. setiap kali ganti chanel tivi pasti ketumunya caleg yang sedang kampanye dengan artis dangdut.entah kita gak boleh su'udzon . gatau kenapa sih ya, dan semoga gue doang yang punya pemikiran kayak gini. menurut gue caleg semuanya sama.ya semoga cuma gue. kadang, apa yang kita tuntut gak terwujud akibat wakil rakyat yang tak patut, entah.. ini hanya curhatan saja. gue juga gak bisa sepenuhnya menyalahkan para caleg toh dia memiliki hak yang sama, setiap warga negara berhak mendapatkan kedudukan yang sama dalam pem

untukmu yang berseru "jangan seperti mereka!"

Wahai laksana mentari menyinari.. Kami ini binatang jalang dari sekumpulan yang terbuang Seberapa hina hati kami ini? Menoreh luka teramat dalam di palung hati ini.. Kami sama sepertimu, ingin bebas mengekspresikan diri kami Tapi mengapa kau jadikan kami kambing hitam revolusi ? Benar katamu, kami tak lebih dari binatang jalang Kami hanya ingin suara kami menggema ibu pertiwi Membasmi semua kuasa yang telah menjajah pikiran kami Habis darah mempertahankan angka, habis darah mempertahankan gemuruh batin Sakit hati kami sama seperti rasa sakit yang dirasakan gunung anak Krakatau, jikalau tiba saatnya kami yang akan menghabismu dengan semburan lahar panas yang mengalir dari segala penjuru magma dalam batin kami Jikalau kau lebih baik daripada generasi kami, mengapa kau jual bumi pertiwi? Mengapa kau tak memiliki nurani? Mengapa kau KORUPSI??! Kami adalah tulang yang berserakan tapi ditanganmulah   tulang itu menjadi berarti(jika kau peduli)        

"Mama aku lagi nonton sctv"

Akhir-akhir ini ada yang aneh dalam kehidupan gue. Gatau . Mulai dari sms "mama aku minta pulsa" Sekarang berganti jadi "mama lagi ngapain? Papa lagi nonton sctv" Itu sms kayak gajauh beda sama yang s e belumnya, sama-sama gajelas. Gue sempet mikir, ini perkembangan jaman kah? Sehingga pengemis bisa ngirim sms tanpa perlu capek capek pake kaki buntung,jalan jinjit-jinjit(kadang kepala buat jalan*hiperola*) . Sekarang cukup diem di tempat, bermodalkan kartu nemu dijalan atau beli kartu yang seribu dapet 3 (?)   lalu mulai typing dan tunggu beberapa kemudian pulsa udah sampe, ini lebih cepet dari nungguin lilin di malam buta. Tapi kali ini berbeda smsnya "mama, papah lagi nonton sctv" Pengen gue bales "BODOAMAT" Absurd, sms itu gak ada embel-embel minta duit-nya -_- Mungkin ini modus baru, ya baru The next mungkin sms itu akan evolusi jadi "mama, aku lagi nafas"                     ~ Sekian~

Semoga gak FRI(END),

Kali ini serius gue lagi gak pengen melankolis dulu. Gue sadar akhir-akhir ini ada beberapa tawa yang terselip di sebuah tanya "apakah kita masih bisa terus begini?" Semenjak terpisah ruang dan waktu   seolah waktu memang tak berpihak. Kesibukan yang ga jelas membuat jembatan diantara kita mulai rapuh. Gue juga capek sih, akhir-akhir ini kepala gue sering pusing gara-gara tugas, gue butuh pil penenang . Sebenernya gue juga pengen rehat sebentar walau cuma sekedar tuker cerita. Gue gatau.. Gue bingung, gue sempet nanya "kenapa kita gak satu sekolahan aja gitu? Setidaknya, bisa meringankan beban batin. " Sakit lahir batin jadinya . Gue kangen, tapi gue gak bisa ekspresikan diri gue . Gue emang gak ekspresif. Bukan pemain peran yang bagus. Maaf, gue baru baca kata di web lu itu.

Masih pecundang

Bagaimana aku bisa menulis percakapan kita di lembar ini? Sedangkan lidahku kelu tiap kali sorot matamu terfokus padaku. Aku siapkan segenap kata-kata semaleman walau hanya sekedar "salam" tapi tak jarang juga itu hanya berakhir dihati yang telah mendidih tiap kali aku ingin bicara. Kadang.. Aku benci pada diriku disaat-saat seperti itu. Tulisanku mengalun berasamaan dengan segenap pertanyaan dihati yang tak bisa ku lafal dalam kata. Aku disini tidak sedang menulis cerita, karena tak ada cerita tentang kita. Entah.. Sampai kapan aku begini, sampai mataku tak dapat menangkap bayangmu lagi, sampai suaramu tak menggema dihatiku la g i, sampai sorot matamu tak dapat ku tangkap lagi. Atau sampai kapanpun aku terus diam begini, kau tak tau--aku tlah lelah--terpisah oleh waktu--akhirnya aku pupus lagi. Mungkin begitu sketsa nya. Aku merasa sebagai penakut,pengecut bahkan pecundang yang berada di kasta paling rendah! Sedangkan kau? Kuat,tangguh,pemberani dan tak terkalahkan. Hh

Untukmu yang mataku selalu rindu

    Hari ini seperti biasanya,menembus dinginnya jalanan kota dibalut dengan jaket yang tak begitu tebal.gerimis. Jalan masih terlihat sepi.ya masih pukul 6 pagi. Aku melaju dengan kecepatan yang standar, telapak tangan mulai mendingin, kaca helm telah berkabut.      Tiba sudah aku ditempat ini, tak lupa aku menoleh ke jendela tempat biasa kau bersandar.tidak ada. Mataku terus mencari hingga akhirnya menyerah dqn pasrah. Sesekali hatiku bertanya "se-mengaggumkan apakah engkau, hingga mentaripun malu menatap mu?" .      Setelah semuanya selesai, ku pandangi jendela itu lagi. Kau sudah tak ada. Mungkin mata ini hanya bisa menangkap bayangmu sekejap saja tak lebih dari hembusan angin.       Dari kejauhan aku senandungkan namamu, walau aku tahu senandungku takkan bisa membeli waktumu kini.        aku tak peduli kau anggap aku apa, aku hanya ingin bersamamu walau kau anggap aku sebagai krikil yang tak berarti, tapi saat melihatmu aku seperti berlian yang berkilau.       mungk