Masih,
Prasangka yang anda temui saat ini bukanlah yang sebenarnya, karena pada kenyataannya sulit bukan menemukan jarum di tumpukan jerami?
Ya, anda tau persis berapa ukuran dan warna jarum yang sedang anda cari pada tumpukan jerami itu, tapi mengapa masih juga sulit menemukannya?
Sama seperti mencari tiap bongkahan hati yang telah Anda rusak dan kini anda menghardik saya untuk mengembalikannya utuh? Lalu anda melenggang dengan mudah dan berseru " kau pasti bisa mencari jarum itu diantara tumpukan jerami, bukankah kau sosok yang kuat?"
Cih...
Jerami itu sama saja seperti perkataan anda, banyak dan menumpuk di sudut ladang dan siap untuk di bakar sehingga cepat, cepat menjadi abu lalu di jual oleh kakek paruh baya sebagai bahan untuk memoles peralatan rumah tangga.
Merasa di butuhkan? Ya, benar anda masih sangat dibutuhkan. Tapi apakah harganya masih mahal?
Seharusnya anda sadar jarum itu takkan pernah berubah Tapi sialnya..anda membuang tepat pada tumpukan jerami itu, jerami yang tak layak untuk dipandang lagi. Dan pada saat yang bodoh anda mengais tiap tumpukan jerami untuk kembali menemukan jarumnya
Semua terpaku pada anda, karena tak selayaknya lagi mengais yang telah dibuang bukan? Lebih naif dari apapun bukan? Lalu? Tinggalkan saja semuanya, anggap anda tak pernah membuang ataupun menemukan jarum itu. Bukankah selesai perkara anda tuan?
Rasa penyesalan anda sudah tak renyah lagi untuk di dengar, sama garingnya seperti anda memakan jerami yang telah dijemur ribuan hari.
Komentar
Posting Komentar