Langsung ke konten utama

kasih judul sendiri yaaa

haaaaaiiiii...!! lama sudah ku tak posting di blog ini, apa kabaaaaarrrr???? gue baik kok tenang aja *lho. heheh oke, mari kita bercerita. woii lo tau gak? di sekolah ada lomba bikin cerita dan lo tau meeen??? hadiaaaaahhnyaaa... gak nanggung boo', aduuh eike pengen deh ikutan hahhaa.  syarat-syaratnya lumayan sih, ahh tapi namanya juga niat pasti bisa ya ga bro? gue mau ikut ah, biar karya gua bisa lebih dihargai dan bisa membuktika pada dunia bahwa AKULAH POWER RANGERS. huahahahha, hidup ini singkat kalo kita gak memanfaatkan keadaan, ikutin aje apalah itu, walau gue merasa ada rasa ragu yang tetep aja menganggu. tapi gua sendiri harus memberikan suatu sentuhan yang bisa gue banggain sendiri, dan juga gua harus beri sesuatu yang berbeda dalam hidup gua sendiri. disatu sisi gue optimis, tapi disisi lain?? yee, lu tau kan gue masih ABG wajar aja kalo mood nya suka angot-angotan. namanya juga ababil broo' gue yakin lo juga pernah, nikmati ajalah yekan? hidup ini terlalu kejam bila engaku hanya melihat kenyataan tanpa berbuat demi mewujudkan kenyataan itu sendiri. tapi gua yakin kalo ada kemauan pasti bisa. "KUN FAYAKUN", oke nampaknya semangat gue udah terisi ulang kembali untuk kemabali menulis, ini adalah kesempatan emas yang gue ga boleh melewatkannya! gua pasti bisa, gua harus bisa, gue yakin gua BISA.! M150!!!!! ALLAHU AKHBAR!!!!!! *kaya perang yekan* hehhe, udah capek, lanjutin besok ya, mata udah kiyep-kiyep. ehehhe byeeee... muuuaaaaaccchhhh :*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mana yang lebih nyoke?

  agaknya bingung menghadapi orang yang nge-jude kita kalau kita itu nyoke! padahal mah dia sendiri yang Raja nyoke!  oke, secara teoritis nyoke itu sama halnya seperti bawel, ngomong mulu tapi omongannya gak guna! ya begitulah.  gimana yaah... gue disuruh sabar..sabar.. seolah-olah tuh ada kata-kata yang menari-nari bertuliskan "enak gak enak telen aje!" yap gitu. dan apa gue pernah protes untuk hal itu? nggak! mau rasa yang mane hah? asin?pait?asem? gue telen semua dapet gulanya jarang-jarang doang. tapi apa gue pernah protes? sedangkan anda? sedikit masalah saja sudah nyoke kemana-mana! wajar, anda manusia dan saya juga manusia tidak luput dari kesalahan, apa bedanya? hanya derajatnya saja, anda terlalu banyak MENUNTUT!  anda tipikal orang yang PENUNTUT?! sedangkan saya? tipikal orang yang TERPAKSA NURUT. kenapa?!! gak suka dibilang PENUNTUT? iye? nyoke-in aje gue lagi dah, bukannya gitu kebiasaan anda?. anda pernah merasakan jadi saya kan? yasudah! kenapa anda ma

Jarum di tumpukan jerami

Masih, Prasangka yang anda temui saat ini bukanlah yang sebenarnya, karena pada kenyataannya sulit bukan menemukan jarum di tumpukan jerami? Ya, anda tau persis berapa ukuran dan warna jarum yang sedang anda cari pada tumpukan jerami itu, tapi mengapa masih juga sulit menemukannya? Sama seperti mencari tiap bongkahan hati yang telah Anda rusak dan kini anda menghardik saya untuk mengembalikannya utuh? Lalu anda melenggang dengan mudah dan berseru " kau pasti bisa mencari jarum itu diantara tumpukan jerami, bukankah kau sosok yang kuat?" Cih... Jerami itu sama saja seperti perkataan anda, banyak dan menumpuk di sudut ladang dan siap untuk di bakar sehingga cepat, cepat menjadi abu lalu di jual oleh kakek paruh baya sebagai bahan untuk memoles peralatan rumah tangga. Merasa di butuhkan? Ya, benar anda masih sangat dibutuhkan. Tapi apakah harganya masih mahal? Seharusnya anda sadar jarum itu takkan pernah berubah Tapi sialnya..anda membuang tepat pada tumpukan jerami itu,

Pilihan hati tak memerlukan strategi

Aku memilih tanpa strategi, hanya berpangku tangan pada keputusan hati. Terkesan tak peduli, tapi jauh di sanubari ada sebuah rasa gundah yang mengikuti Aku mencoba mengikuti jejak kaki, yang terkadang gentar saat mencoba menapaki Setiap warna yang ada pada pelangi, kadang tak sempat aku nikmati, karena begitu sibuk mencari jati diri Banyak yang mencoba menasihati, agar tak terlalu congkak diri, mau diapakan lagi, aku hanya mengikuti perkataan hati Sempat berfikir akan prestasi, yang sekian lama tak sempat aku miliki Setiap celoteh yang datang silih berganti tak pernah ku anggap sebagai belati, selalu saja ku coba untuk tak menggubris Setia pada pilihan memang sebuah prinsip, ingin mempertahankannya atau memilih untuk meninggalkan api saat telah berasap