Langsung ke konten utama

sebatas kagum..

         kita bertemu tanpa sengaja, terfikirkan pun tidak, mengenalmu saja bahkan kabut. mendengar namamu hanya sebatas sekelebatan angin saja, bahkan itupun bukan namamu tapi predikatmu. lalu benarkan ada rasa cinta disini? nampaknya tidak..........

          pertama kali bertemu denganmu aku merasa itu biasa tak ada rasa sedikitpun apalagi "cinta" nampaknya impossible, lalu kalau benar begitu? haha mungkin akunya saja yang mudah jatuh cinta. iya mudah sekali, hanya dengan penglihatan mata, lalu langsung turun kehati? bukankah itu mudah?.

           aku percaya "cinta pandangan pertama" itu ada, namun aku kurang percaya bila itu terjadi pada diriku, yah diriku tanpa kamu. karena aku yakin yang merasa begini, pasti cuma aku. kamu? sepertinya tidak. kata orang kamu "playboy" benarkan? aku tidak tahu, karena aku belum pernah memilikimu. kata orang kamu "modus" benarkah? akupun tak tahu.

          yang kutahu pada awal perkenalan kita, kita berboncengan menaiki motor lalu kau mengantarkanku pulang, namun itupun karena terpaksa, entah karena terpaksa atau memang sudah direncanai Tuhan, yang pasti pada saat itu jarakku denganmu hanya beberapa centi saja. kau memang tampan aku akui itu, tapi hatimu? mana kutahu, jangankan mengenal hatimu, mendengar suaramupun rasanya belum pernah.

          yang aku ingat pada awal perkenalan kita, kau mem-boncengku dengan motormu lalu hampir-hampir saja kita jatuh lantaran kau berbelok terlalu menukik. pada saat itu aku bertanya kecil
"kau bisa kan?" tanyaku agak sedikit cemas
hmm.. kau tak menjawab pertanyaaanku, yang kaulakukan hanyalah menengok ke arahku lalu kau tersenyum. hanya sebatas itu perkenalan kita. wajar saja aku tak tahu bagaimana hatimu..

          tidak..aku tidak mencintamu.. lebih tepatnya aku hanya suka paras dan senyummu,mungkin hanya sebatas itu. kini kau mengikuti ajang unjuk diri disekolah kita, yah anggap saja ajang itu adalah penting bagimu, ya penting untuk orang yang tampan dan ngin lebih populer dari kini. disitu ada pertanyaan dihatiku.

         "kau pasti akan semakin terkenal, dan penggemarmu semakin banyak saja dan aku? haha mungkin akan kau lupakan. wajar saja sih, perempuan mana yang tak suka melihatmu, kau tampan dan senyummu begitu manis. dan aku? hanyalah satu diantara mereka yang mengaggumimu. kalau masalah memiliki? ku serahkan pada Illahi...


                                                                                             aku yang rindu kamu yang dahulu...




Komentar

Postingan populer dari blog ini

mana yang lebih nyoke?

  agaknya bingung menghadapi orang yang nge-jude kita kalau kita itu nyoke! padahal mah dia sendiri yang Raja nyoke!  oke, secara teoritis nyoke itu sama halnya seperti bawel, ngomong mulu tapi omongannya gak guna! ya begitulah.  gimana yaah... gue disuruh sabar..sabar.. seolah-olah tuh ada kata-kata yang menari-nari bertuliskan "enak gak enak telen aje!" yap gitu. dan apa gue pernah protes untuk hal itu? nggak! mau rasa yang mane hah? asin?pait?asem? gue telen semua dapet gulanya jarang-jarang doang. tapi apa gue pernah protes? sedangkan anda? sedikit masalah saja sudah nyoke kemana-mana! wajar, anda manusia dan saya juga manusia tidak luput dari kesalahan, apa bedanya? hanya derajatnya saja, anda terlalu banyak MENUNTUT!  anda tipikal orang yang PENUNTUT?! sedangkan saya? tipikal orang yang TERPAKSA NURUT. kenapa?!! gak suka dibilang PENUNTUT? iye? nyoke-in aje gue lagi dah, bukannya gitu kebiasaan anda?. anda pernah merasakan jadi saya kan? yasudah! kenapa anda ma

Jarum di tumpukan jerami

Masih, Prasangka yang anda temui saat ini bukanlah yang sebenarnya, karena pada kenyataannya sulit bukan menemukan jarum di tumpukan jerami? Ya, anda tau persis berapa ukuran dan warna jarum yang sedang anda cari pada tumpukan jerami itu, tapi mengapa masih juga sulit menemukannya? Sama seperti mencari tiap bongkahan hati yang telah Anda rusak dan kini anda menghardik saya untuk mengembalikannya utuh? Lalu anda melenggang dengan mudah dan berseru " kau pasti bisa mencari jarum itu diantara tumpukan jerami, bukankah kau sosok yang kuat?" Cih... Jerami itu sama saja seperti perkataan anda, banyak dan menumpuk di sudut ladang dan siap untuk di bakar sehingga cepat, cepat menjadi abu lalu di jual oleh kakek paruh baya sebagai bahan untuk memoles peralatan rumah tangga. Merasa di butuhkan? Ya, benar anda masih sangat dibutuhkan. Tapi apakah harganya masih mahal? Seharusnya anda sadar jarum itu takkan pernah berubah Tapi sialnya..anda membuang tepat pada tumpukan jerami itu,

Pilihan hati tak memerlukan strategi

Aku memilih tanpa strategi, hanya berpangku tangan pada keputusan hati. Terkesan tak peduli, tapi jauh di sanubari ada sebuah rasa gundah yang mengikuti Aku mencoba mengikuti jejak kaki, yang terkadang gentar saat mencoba menapaki Setiap warna yang ada pada pelangi, kadang tak sempat aku nikmati, karena begitu sibuk mencari jati diri Banyak yang mencoba menasihati, agar tak terlalu congkak diri, mau diapakan lagi, aku hanya mengikuti perkataan hati Sempat berfikir akan prestasi, yang sekian lama tak sempat aku miliki Setiap celoteh yang datang silih berganti tak pernah ku anggap sebagai belati, selalu saja ku coba untuk tak menggubris Setia pada pilihan memang sebuah prinsip, ingin mempertahankannya atau memilih untuk meninggalkan api saat telah berasap