Langsung ke konten utama

Untukmu Teman Kecil :')

    "ayoo... shiin sini cepetaaann!!! "
    " ada apaan sih stef?"
    " ini nih, noh liat deh Power Rangers nya udah mulai!!" steffanus dengan serius menatap layar televisi itu
    "eh? kok kamu diam? ayoo sini duduk! seru tahu!" perintahnya padaku yang mau tak mau aku turuti. pada saat itu kami masih sama-sama kecil, aku lupa umur berapa waktu itu. pokoknya kita masih benar-benar polos.

     "kamu suka Power Rangers yang warna apa?" tanyanya yang tak sedikitpun menoleh padaku

      "ha? aku lebih suka spongebob"
      "ah! payah kamu. Power Rangers tuh lebih seru. uuuuhh" 

sesaat setelah itu film itu sudah selesai, layaknya anak-anak, kami bermain asyik hanya berdua. maklum.. adiknya stef lebih memilih bermain dengan temannya.

       "oiya shin cita-cita kamu pengen jadi apa?"
       "kalau aku ingin jadi dokter" entahlah namanya juga anak kecil yang aku tahu hanya profesi dokter saja. hahha
       "kalau kamu?" 
       "aku pengen jadi Pendeta. heheh"
       "pendeta? apa enaknya?
       "enak, aku bisa menolong orang dan bisa mem-baptisnya." 
pada saat itu aku hanya bisa manggut-manggut. aku tak mengerti apa yang dia omongin.

sebenarnya.. aku tahu orang tuanya saat ini bukanlah orang tuanya yang sesungguhnya, ia di angkat sebagai anak dan dibesarkan oleh keluarganya saat ini, akupun baru tahu pada saat aku sudah tak pernah bermain lagi dengannya. stefanus adalah seorang kristiani, ya.. lagi lagi kristiani. ah sudahlah. hingga stef berumus 13 tahun, dia belum tahu rahasia tentang keluarganya tersebut, terkadang aku ingin bilang padanya. tapi aku tak mungkin menghancurkan harapan-harapan dan impiannya stef. hmmm


            "hmmm... kamu tau gak?" tanya stef

             " ha? apa?"
             "aku gatau deh.. menurut film Power Rangers juga gak ada istilahnya..hmm"
             "maksdunya?"
             "aku suka sama kamu" 
      deg!!!!!!!!!!!!!

            "aku belum tahu apa itu suka stef, aku gatau. ah kaya orang dewasa saja. ahhahhaha"

             "iya yah. hahahahha"
kami larut dalam gelak tawa, entah sampai saat inipun aku bingung, benarkah ucapan dia dulu itu benar atau tidak. entahlah~


di satu sisi aku menyayangkan kejadian ini, kamu diangkat oleh keluarga kristiani padahal kata mamaku kamu terlahir sebagai muslim sama seperti ku. aku juga gatau kenapa aku kecewa akan hal itu. aku juga gatau apa yang menyebabkan kita jadi gak pernah bermain lagi stef... aku lupa kenapa hal itu terjadi. terakhir kali yang aku inget adalah, saat kita bermain sepeda bareng aku terjtuh lantaran aku tak bisa menggunakan sepeda gigi yang kau punya. sudah.. semenjak itu kita tak pernah main bersama. 



terkadang aku juga bingung, kenapa aku harus mempunyai perasaan yang berbeda kepada seseorang yang juga berbeda denganku, aku belum menemukan alasan yang logis saat ini.


satu yang harus kamu tahu stef.....



"aku rindu kamu yang dulu, yang memperlakukan ku dengan spesial" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

mana yang lebih nyoke?

  agaknya bingung menghadapi orang yang nge-jude kita kalau kita itu nyoke! padahal mah dia sendiri yang Raja nyoke!  oke, secara teoritis nyoke itu sama halnya seperti bawel, ngomong mulu tapi omongannya gak guna! ya begitulah.  gimana yaah... gue disuruh sabar..sabar.. seolah-olah tuh ada kata-kata yang menari-nari bertuliskan "enak gak enak telen aje!" yap gitu. dan apa gue pernah protes untuk hal itu? nggak! mau rasa yang mane hah? asin?pait?asem? gue telen semua dapet gulanya jarang-jarang doang. tapi apa gue pernah protes? sedangkan anda? sedikit masalah saja sudah nyoke kemana-mana! wajar, anda manusia dan saya juga manusia tidak luput dari kesalahan, apa bedanya? hanya derajatnya saja, anda terlalu banyak MENUNTUT!  anda tipikal orang yang PENUNTUT?! sedangkan saya? tipikal orang yang TERPAKSA NURUT. kenapa?!! gak suka dibilang PENUNTUT? iye? nyoke-in aje gue lagi dah, bukannya gitu kebiasaan anda?. anda pernah merasakan jadi saya kan? yasudah! kenapa anda ma

Jarum di tumpukan jerami

Masih, Prasangka yang anda temui saat ini bukanlah yang sebenarnya, karena pada kenyataannya sulit bukan menemukan jarum di tumpukan jerami? Ya, anda tau persis berapa ukuran dan warna jarum yang sedang anda cari pada tumpukan jerami itu, tapi mengapa masih juga sulit menemukannya? Sama seperti mencari tiap bongkahan hati yang telah Anda rusak dan kini anda menghardik saya untuk mengembalikannya utuh? Lalu anda melenggang dengan mudah dan berseru " kau pasti bisa mencari jarum itu diantara tumpukan jerami, bukankah kau sosok yang kuat?" Cih... Jerami itu sama saja seperti perkataan anda, banyak dan menumpuk di sudut ladang dan siap untuk di bakar sehingga cepat, cepat menjadi abu lalu di jual oleh kakek paruh baya sebagai bahan untuk memoles peralatan rumah tangga. Merasa di butuhkan? Ya, benar anda masih sangat dibutuhkan. Tapi apakah harganya masih mahal? Seharusnya anda sadar jarum itu takkan pernah berubah Tapi sialnya..anda membuang tepat pada tumpukan jerami itu,

Pilihan hati tak memerlukan strategi

Aku memilih tanpa strategi, hanya berpangku tangan pada keputusan hati. Terkesan tak peduli, tapi jauh di sanubari ada sebuah rasa gundah yang mengikuti Aku mencoba mengikuti jejak kaki, yang terkadang gentar saat mencoba menapaki Setiap warna yang ada pada pelangi, kadang tak sempat aku nikmati, karena begitu sibuk mencari jati diri Banyak yang mencoba menasihati, agar tak terlalu congkak diri, mau diapakan lagi, aku hanya mengikuti perkataan hati Sempat berfikir akan prestasi, yang sekian lama tak sempat aku miliki Setiap celoteh yang datang silih berganti tak pernah ku anggap sebagai belati, selalu saja ku coba untuk tak menggubris Setia pada pilihan memang sebuah prinsip, ingin mempertahankannya atau memilih untuk meninggalkan api saat telah berasap