sesampainya dirumah
"heww hp gue dimane ?" nera mulai resah.setelah beberapa menit kemudian, dia belum juga mendapati ponsel berwarna ungu tua tersebut.
"anjrit! ini sih namanya pencurian!" dia melihat nomor nya sudah tergeletak diatas meja belajar seorang diri tanpa ponsel ungunya tersebut.
nera langsung menuju dapur menemui mamanya yang sedanga asyik menyiapkan makan siang.
"ma! Dara kemana?"
"hmm.. tadi sih katanya mau nonton pensi."
"ha?dimana?dari jam berapa?"
"dari jam 10, emang kenapa?" belum sempat nera menjawab pertanyaan mama nya, dia langsung masuk kamar dengan bete,
"ah sialan nih anak, pasti dia bawa hp gue, trus diganti pake nomor dia. ah! licik." gerutunya, "aduuh kayaknya gue resah banget sih? kenapa coba?" nera terus membatin.
adzan berkumandang.......
"assalamualaikum..." dara pulang
tanpa sabar nera langsung mengambil hpnya...
"woii.. wolessss"
"bodoamat" dengan sigap nera mengeluarkan kartu nomor kakaknya dan diganti dengan nomor sungguhan punya nera.
"weh, gue minta nomor atama dong" tertanda disana dari sesosok yang ditunggu-tunggu kehadirannya oleh nera.. tapi.. itu sms udah dari jam 13.00
" mbb ya. atama? gue gapunya" dengan cepat sms itu terbalaskan
"oh yaudah"
"udah berapa lagu yang bisa lu mainin gitar?" pertanyaan nera membuka percakapan
"ya banyaklah" jawabnya
"ah gayanya-_-. aduh kayaknya gue salah pertanyaan"
"yaudah"
cowok itu memang dingin, tapi nera tahu betul, cowok itu bukan tipikal cowok bodoh. walaupun begitu dia sangat mengerti apa yang dirasakan nera. ah entahlah mungkin juga nera yang terlalu GR.
sebulan terakhir, memang nera sudah ya,,, bisa dibilang lostcontact lah ya.. dua-duanya sama-sama gengsi karena suatu masalah. nera dan cowok itu, ibaratnya api dengan api sampai kapanpun gak bakal jadi satu. kalaupun akan melebur tetap saja keduanya takkan mungkin.
percakapan itu terus berlangsung, hanya saja yang membedakan adalah. "semuanya terhenti tanpa pernah di-akhiri"
Komentar
Posting Komentar