Aku rasa, aku sudah tak cukup kuat untuk menjadi pengagum rahasia. Juga sudah tak pantas memanggil namamu dalam sunyi.sungguh tak pantas. Ibarat air yang mengalir dari hulu ke hilir, hidupku harus terus berjalan sekalipun aku harus menerima hujaman tajam ketika aku sudah sampai di hilir. Dan kamu? Mungkin kamu akan tetap di hulu, dan bagaimanapun alasannya pasti aku akan meninggalkanmu sekalipun sakit hujaman itu. Aku tak mau mengaggumimu seperti udara, yang tak henti-hentinya memberi kebahagiaan untukmu tapi kau malah merusak udara dengan polusi perbuatanmu itu. Sungguh ironis,bertepuk sebelah tangan.
Aku juga tak mau merindumu seperti hujan. Yang terkadang kau membenci hujan karena kau tak harapkan kehadiran itu,padahal di sisilain hujan selalu di butuhkan saat kekeringan melanda. Tapi kamu? Kamu malah menghardik hujan itu. Kasihan sekali.
Roda terus berputar, aku juga tak ingin berhenti mengayuhnya, mungkin.. Jalanmu memang bukan jalanku, aku akan jadi pelangi yang ketika bumi mulai cerah dan sudah tak ada perpaduan antara hujan dan panas, aku akan pergi walau ada yang mendesis "sudah hilang?" tapi mungkin kata-kata itu takkan terucap dalam lisanmu.
"jika kau tak dapat melaju dengan cepat. Maka melangkahlah sekalipun itu sakit. Ini hidupmu! Hanya milikmu! Kau lah nahkodanya"
Komentar
Posting Komentar