Langsung ke konten utama

I'm possible

Ketidak pastian tentang masa depan.

Dulu.. Waktu gue masih kecil , gue sering ketemu anak SMA berpapasan di jalan dan gue mikir "kasian ya kakak itu, udah SMA umurnya berkurang" hahaa -_- . Dan sekarang gue diposisi anak SMA itu. Kalo di tivi masa SMA itu adalah masa mencari jati diri dan mencari kebahagiaan dengan cinta cinta anak alay -_- . Next~

Gue bingung gue akan jadi apa di masa depan.. Gue bingung gue mau kuliah dimana, mau kerja apa. Dan akankah gue bisa menjadi diri gue yang seutuhnya? Dan.. Bisa nggak ya gue mencapai semua target dalam hidup gue? Contoh sederhana.

1. Gue pengen kuliah di ITB jurusan manajemen bisnis yang dimana membutuhkan nilai yang sangat tinggi. Dan betapa gak tau dirinya gue ketika gue memilih untuk kuliah disana. You know lah~ gue gak jenius, nilai gak gede gede amat. Tapi ya gitu~ gue emang gatau diri.

2. Gue pengen kuliah diluar negeri. Ini juga sama, sama sama gak nyadar diri. Haha ya secara ya biaya hidup dan kuliah disana tuh mahal,  ngandelin nyokap juga gak mungkin. Beasiswa? You know lah.. Beasiswa itu untuk anak anak pinter. Lah gue? Bahasa inggris aja masih belepotan. Tapi cita cita bukan main tingginya.

3. Gue pengen jadi duta kemanusiaan di UNICEF. Menurut survey rata rata yang jadi duta ini adalah orang orang terkenal di dunia. Seperti Chriatiano Ronaldo, totto chan,dll. Kan asik gitu kalo tiba-tiba CR dateng ke negara perang dan ikut jadi relawan. Kan seru gitu anak anaknya pada excited dan bahagia. "CR CR WOOYYY!!!!" seketika lupa dengan beban hidupnya. Dan media massa dunia ramai membicarakannya.
Coba lu bayangin kalo gue yang dateng, mungkin ini yang akan terjadi:
"hallo morning"(gue)
*hening gak di jawab*
"saya duta kemanusiaan loh"(gue)
*cuman di lirik doang*
"kamu gak percaya?"(gue)
"bacot lu! Lu kira gue percaya? Lu juga korban kan sama kaya kita-kita!!"
*gue kicep*
"pake ngaku jadi duta lagi, ngaca dong woooy ngacaa!!"
*gue langsung jadi korban rasisme* dan media massa ramai mengeluarkan berita "seorang duta kemanusiaan yang gagal mendulang popularitas" 

But.. Why not ? Kita gatau kita bakal jadi apa dimasa depan. Sekarang jalanin aja dulu, sesuai arusnya. Terserah sih.. Melawan arus juga boleh. Tapi ingat.. Melawan arus itu butuh tenaga yang ekstra untuk bisa trus bertahan.

Tapi hidup ini terlalu mainstream disaat kau hanya jadi korban arus, yang membawa mu ke tempat antah berantah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mana yang lebih nyoke?

  agaknya bingung menghadapi orang yang nge-jude kita kalau kita itu nyoke! padahal mah dia sendiri yang Raja nyoke!  oke, secara teoritis nyoke itu sama halnya seperti bawel, ngomong mulu tapi omongannya gak guna! ya begitulah.  gimana yaah... gue disuruh sabar..sabar.. seolah-olah tuh ada kata-kata yang menari-nari bertuliskan "enak gak enak telen aje!" yap gitu. dan apa gue pernah protes untuk hal itu? nggak! mau rasa yang mane hah? asin?pait?asem? gue telen semua dapet gulanya jarang-jarang doang. tapi apa gue pernah protes? sedangkan anda? sedikit masalah saja sudah nyoke kemana-mana! wajar, anda manusia dan saya juga manusia tidak luput dari kesalahan, apa bedanya? hanya derajatnya saja, anda terlalu banyak MENUNTUT!  anda tipikal orang yang PENUNTUT?! sedangkan saya? tipikal orang yang TERPAKSA NURUT. kenapa?!! gak suka dibilang PENUNTUT? iye? nyoke-in aje gue lagi dah, bukannya gitu kebiasaan anda?. anda pernah merasakan jadi saya kan? yasudah! kenapa anda ma

Jarum di tumpukan jerami

Masih, Prasangka yang anda temui saat ini bukanlah yang sebenarnya, karena pada kenyataannya sulit bukan menemukan jarum di tumpukan jerami? Ya, anda tau persis berapa ukuran dan warna jarum yang sedang anda cari pada tumpukan jerami itu, tapi mengapa masih juga sulit menemukannya? Sama seperti mencari tiap bongkahan hati yang telah Anda rusak dan kini anda menghardik saya untuk mengembalikannya utuh? Lalu anda melenggang dengan mudah dan berseru " kau pasti bisa mencari jarum itu diantara tumpukan jerami, bukankah kau sosok yang kuat?" Cih... Jerami itu sama saja seperti perkataan anda, banyak dan menumpuk di sudut ladang dan siap untuk di bakar sehingga cepat, cepat menjadi abu lalu di jual oleh kakek paruh baya sebagai bahan untuk memoles peralatan rumah tangga. Merasa di butuhkan? Ya, benar anda masih sangat dibutuhkan. Tapi apakah harganya masih mahal? Seharusnya anda sadar jarum itu takkan pernah berubah Tapi sialnya..anda membuang tepat pada tumpukan jerami itu,

Pilihan hati tak memerlukan strategi

Aku memilih tanpa strategi, hanya berpangku tangan pada keputusan hati. Terkesan tak peduli, tapi jauh di sanubari ada sebuah rasa gundah yang mengikuti Aku mencoba mengikuti jejak kaki, yang terkadang gentar saat mencoba menapaki Setiap warna yang ada pada pelangi, kadang tak sempat aku nikmati, karena begitu sibuk mencari jati diri Banyak yang mencoba menasihati, agar tak terlalu congkak diri, mau diapakan lagi, aku hanya mengikuti perkataan hati Sempat berfikir akan prestasi, yang sekian lama tak sempat aku miliki Setiap celoteh yang datang silih berganti tak pernah ku anggap sebagai belati, selalu saja ku coba untuk tak menggubris Setia pada pilihan memang sebuah prinsip, ingin mempertahankannya atau memilih untuk meninggalkan api saat telah berasap