Kadang.. Rasa itu hadir kembali di tengah-tengah kekuatan ku untuk membasminya.
Rindu itu semakin liar saat aku lihat kau sedang menatap daftaran chatmu. "oh.. Ayolaahh chaat akuu" tapi entahlah semua itu musnah dan kau langsung menekan tombol close. Huft.
Aku tak tahu seberapa parahnya efek cinta pertama, ternyata sangat parah. Bisa membuat tolol sekalipun dan rindu yang kian menggerogiti asa yang selalu saja lemah.
Aku yakin kita sekarang sudah jalan masing-masing meraih tiap mentari yang mulai memberi sinyal untuk masuk ke alam masa depan.
Tapi jujur... Sesekali aku masih suka menoleh padamu. Bodoh.
Pengganti? Apa yang harus diganti? Posisimu di hatiku? Sudah lama terganti.. Sekarang masih tak bertuan. Parah... Rindu ini semakin liar rasanya ingin meledak dari tempat persembunyiannya tapi apa daya kau begitu angkuh untuk menanggapi rasaku.
Kalau saja aku tak sebodoh ini, membiarkan namamu melayang jauh bersama namaku yang sampai kapanpun takkan mungkin.
Rindu itu gampang
Hanya butuh bertemu pandang
Melewati aral yang membentang
Menjadi butir yang selalu terkenang
Entah.. Siapa yang kan menang
Di savana hati yang kian gersang
Komentar
Posting Komentar