Sepanjang perjalanan saya mengagumi sosok engkau, sampai pula saya kepayang menghadapi bayang yang mampir dalam bunga mimpi
Berjarak jauh dalam hati, namun nun dekat di mata, bagaimana saya bisa berucap rindu pada engkau? Jikalau bertemu saya tak mampu melihat sudut mata kau dalam linangan yang penuh dengan kehangatan
Bagaimana cara saya menghadapi tiap serpihan hati ini yang selalu hancur setiap kali nama saya tak kunjung bisa kau lafal
Malang nya hati ini , tak bisa saya menampung tiap bisik dusta yang terus megotori hati yang sudah tak suci.
Jikalau bisa saya menggenggam tangan engkau, ingin rasanya saya beritahu engkau bahwa tak ada bunga yang lebih indah selain engkau , sekalipun hanya menjadi bunga mimpi dalam malam malam saya yang kelam
Apalah arti hati yang keruh ini, mencintai sosok engkau yang begitu bersih, tinggi akan ilmu , dekat dengan Tuhan, dan kokoh dalam tindak.
Jikalau sampai akhir hayat saya, saya tak mampu jua memiliki hati engkau, tak usahlah perlu kau ingat nama saya, tapi bolehkah saya simpan nama engkau di sanubari yang kotor ini?
Jikalau nama saya tak kunjung menjadi bersinar seperti nama engkau, tak akan lagi saya mau mendekati engkau
Ibarat sebuah pena , seindah dan semahal apapun tinta yang saya pakai untuk menulis surat cinta pada engkau , takkan bisa jadi indah jikalau engkau tak sudi untuk melihat terlebih lagi membalasnya
Tiarap saya menunggu engkau di sudut sudut kelemahan saya, saya mencoba menjadi kecintaan engkau meski saya tahu engkau tak pernah lihat saya bahkan dalam bayangan pun engkau tak bisa
engkau begitu sempurna bersamanya, tak usah kau berpikir lagi tentang saya, karena saya akan segera tenggelam , dan tak perlu jua engkau berucap kasih pada saya, karena saya akan beranjak dari rasa sakit yang ada
Komentar
Posting Komentar