Aku menjadi lakon dalam sebuah drama klasik yang tak pernah
menarik
Berupaya keras mewujudkan setiap hak yang terbilang klasik
Sering disebut tak berguna, dan tak perlu ditanya
Tentang berbagai
praduga yang merasuk pada jiwa, aku bukan sosok yang memiliki tahta
Roda waktu terus menerkam, selalu dengan persoalan yang terbilang kelam
Suaraku tercekik, begitu kering seperti saat musim paceklik
Begitu banyak orang yang tak mengerti cara menghargai, hanya
berpangku tangan pada kepemimpinan negeri tirani
Asas demokrasi terus dijunjung tinggi. tapi, pada prakteknya
semua hanya ilusi
Banyak yang berkata politik bagaikan memilih jalan mati, kalau
tak mau mati maka harus bagi-bagi
Persoalan sambung menyambung suara sudah lama menjadi
profesi, hanya saja terlalu banyak yang percaya pada pencuri
Para petinggi selalu berkata “inilah tugas generasi
selanjutnya”
tak perlu ditampik, pada kenyatannya kami hanya dijadikan taktik
agar kekuasaannya tak terusik
Disaat banyak yang menghardik tentang kinerja yang tak baik,
barulah mulai mencari perhatian agar berhenti berkutik
Semuanya seperti tertutup dalam tirai yang kumal, terdiri
dari beberapa praktek rekayasa yang kental
Begitu banyak kekayaan yang terjual, tapi tetap saja begitu
mudah melenggang tanpa ada rasa menyesal
Disaat perekonomian mulai jatuh, datanglah para ahli dari negeri antah-barantah
Semua kalang kabut dalam kemelut , begitupula para penguasa
yang sibuk berganti profesi sebagai ahli tutup mulut
Komentar
Posting Komentar