Seberapa jauh aku melangkah? Belumlah jauh dari tapak kaki berpijak. Tergugah akan sebuah harap yang begitu tinggi, terlalu tinggi untuk sosok yang begitu rendah sepertiku, segala sesuatunya selalu dikait-kaitkan dengan resiko, selalu di tanamkan dalam ubun-ubun akan pahitnya sebuah kegagalan. Semakin sering memikirkannya, bertambahlah rasa takutku.
Semua seperti kemelut langit di waktu senja. Penuh dengan gradasi warna yang padu, keelokannya indah terlihat, terlebih lagi dihiasi oleh burung-burung yang sibuk berkicau diatas awan, tapi semua itu akan bertahan lama? Tidak.. Malam mulai datang, mengusir tiap keindahan yang terjadi antara fajar dan senja, seakan tak terjadi apa apa , dan malamlah yang kemudian merajai waktu.
Rasanya seperti dihempas angin, bedanya aku bukanlah burung yang bisa mengepakkan kedua sayapnya untuk bisa bertahan pada hempasan angin sekencang apapun.
Kembali pada sesosok aku disini, mereka bilang "janganlah terlalu merendah" padahal aku tau, dibalik perkataan itu terselip makna "realistis saja menjalani hidup, jangan terlalu rendah, jangan terlalu tinggi" . Jujur saja aku tak bisa realistis. Aku sering menganggap diriku begitu rendah dan mimpiku begitu tinggi
Prasangka buruk tak pernah lepas dari sosok aku disini, seolah akulah pribadi yang buruk dan tak layak untuk mempunyai harap yang begitu tinggi, mungkin mereka benar.
Seperti benang yang halus dan tipis, mudah putus dan tak bisa disambung lagi ketika telah putus, mungkin diriku tak lebih kuat dari seuntai benang
Disaat ribuan orang berbondong-bondong berlari menghindari hujan karena takut basah, aku memilih menikmati butiran hujan yang jatuh ke permukaan kulit wajahku, tapi mereka berteriak dan mengatakan aku sudah kehilangan akal sehat
Entah mengapa aku tak ingin menggubris tiap suara itu, memilih pada jalanku sendiri.
Tak bisakah terima diriku ini?
Tak bisakah menutup perkataan yang menyakitkan itu?
Tak sadarkah kata-kata itu membuatku gundah?
Kau tau mengapa ada kata acuh dalam kamus bahasa indonesia? Karena adakalanya, perkataan tak selamanya perlu digubris
Komentar
Posting Komentar