Gila. Mungkin itu yang bisa ku
ungkapkan pada setiap perasaan yang begitu lama tertanam dalam diri ini.
bagaimana mungkin aku bisa mengagumi sosok yang selama ini tak pernah
sedikitpun mengenalku? Bagaimana mungkin aku begitu nyaman dengan kondisi seperti
ini? nyaman bersembunyi dibalik kisah-kisah indah yang mungkin saja kau pun tak
pernah merasakannya. Bagaimana mungkin aku bisa segila ini? aku rasa memang
benar, aku tak bisa menggunakan logikaku untuk membencimu walaupun begitu
banyak kejadian yang membuat hatiku begitu ringkih.
Aku tak tahu, yang ingin aku
tanyakan padamu, sudahkah aku sampai dipuncak rasa kagumku? Kagum yang tak
pernah berharap untuk diketahui? Sudahkah aku sampai di titik tertinggi rasa
sayangku? Disaat yang lainnya sibuk mencari pencitraan melalui banyak cara, aku
disni hanya bisa merapal namamu berulang kali, dan bodohnya aku tak pernah
memberikan sedikitpun jejakku. Aku sadar begitu bodohnya diriku, betapa
rendahnya harga diriku , dan jangan bertanya padaku mengapa aku begini, karena
kau takkan pernah mendapatkan jawaban, sekalipun menggunakan algoritma
andalanmu.
Aku mengerti tidak ada yang patut
untuk dijadikan sesuatu untukku, aku mengerti mengapa kemegahan selalu
didominasi oleh citra yang baik, aku sekarang mengerti mengapa yang banyak berbicara
lebih terkenal dibanding dengan pujangga dalam diam, sekarang aku mengerti
popularitas adalah jawaban dari segalanya.
Aku tak handal dalam berhitung
mengenai itu semua, aku juga tak mengerti bagaimana siklus itu terjadi, yang
pasti saat ini aku hanya merasa terperangkap. Hal bodoh yang kau lihat dalam
diriku ini adalah berkat kecanduanku akan dirimu. Aku tak mengerti, mengapa
semua terasa seperti candu yang merangkapku dalam jarring-jaring yang begitu
kuat dan rapat. Aku tak menemukan cara lain selain tetap bisa bernafas dalam
peranangkap itu.
Kau tahu hal bodoh apa saja yang
telah aku lakukan?
Aku rela merubah waktu siang dan
malamku hanya untuk menciptakan sesuatu yang bisa membuat matamu mengenalku,
apa itu? Sekertas surat ajaib yang diangung-agungkan seluruh orang bodoh di
negeri ini, yang selalu haus akan ilmu, yang selalu mengeluhkan kehausannya
akan prestasi. Aku meraihnya, menggemnya bahkan, dengan hanya satu alasan,
yaitu kamu. Kamu yang mungkin hingga saat ini masih mengernyitkan kening ketika
mendengar namaku. aku begitu bodoh ,
bahkan disaat aku sudah berada di posisi ini aku masih tak bisa membuat
bayanganmu sirna dalam benakku.
Aku seperti mengaggumi ilusi,
yang tak dapat aku lihat, yang tak dapat aku genggam, bahkan sudut matanyanya
pun tak dapat aku tangkap, deru nafasnyapun tak bisa ku dengarr, aku seperti
manusia bodoh dalam setiap cerita murahan.
Bagaimana Kabarmu? Ku Tunggu senyummu dalam mimpiku.
Komentar
Posting Komentar